Tim gabungan pencarian korban terdampak tanah longsor Serasan, Kabupaten Natuna, mencatat sudah menemukan 48 korban meninggal. Perinciannya, 24 korban berjenis kelamin laki-laki dan 22 perempuan.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, pencarian masih berlangsung oleh tim gabungan. Terlebih masih ada enam orang yang diketahui hilang.
"Kemarin telah ditemukan lagi jadi dua korban lagi jadi dari 46 jadi 48. Di mana, satu di antaranya belum teridentifkasi," kata Ramadhan di Mabes Polri, Selasa (14/3).
Sebelumnya, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, progres penemuan sejumlah korban tersebut didukung dengan bertambahnya alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebanyak tujuh unit, termasuk tambahan personel dari TNI dan Polri. Di samping itu, cuaca yang berangsur membaik juga menjadi faktor pendukung operasi pencarian, pertolongan dan evakuasi.
Sementara itu, dari Posko Darurat Bencana Tanah Longsor Natuna di PLBN Serasan juga melaporkan adanya perkembangan jumlah pengungsi menjadi 2.835 jiwa (per 13 Maret pukul 20.00 WIB).
Adapun seluruh pengungsi itu terbagi di 11 lokasi yang meliputi 340 jiwa di PLBN, 463 jiwa di Pelimpak, 63 orang di Kp Hilir, 45 di Desa Batu Berian, 552 jiwa di Desa Payak, 256 orang di Tanjung Setelung, 238 jiwa di SMAN 1 Serasan, 389 jiwa di Air Nusa, 50 jiwa di Jermalik, 196 orang di Arun Ayam, dan 243 orang di Air Ringau.
Seluruh pengungsi itu merupakan warga terdampak maupun yang meninggalkan rumah sementara demi mencegah terjadinya bencana tanah longsor susulan, sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh BNPB melalui informasi prakiraan cuaca dan hasil analisa lapangan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).