Warga Kampung Jampang Cikuning dan Kampung Jampang Neglasari Desa Sudamanik, tiba-tiba saja merasakan keanehan pada tanah yang dipijaknya.
Tanah tiba-tiba bergerak searah dengan Sungai Cisimeut yang berada di Kampung Jampang Desa Sudamanik. "Peristiwa ini mulai terjadi sejak 25 Januari 2019 dan awal musim penghujan di Desember 2018," terang Sekretaris Desa Sudamanik Supriyadi, kepada wartawan, Selasa (12/2).
Sejak saat itu, pergeseran tanah terus terjadi setiap hari, Warga Kampung Jampang Cikuning dan Kampung Jampang Neglasari Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga terus khawatir. Apalagi, peristiwa tersebut menyebabkan 104 rumah mengalami kerusakan.
Perangkat desa telah mempersiapkan evakuasi karena khawatir ada kejadian buruk saat turun hujan.
Ukat (63) warga setempat mengatakan pergeseran tanah mengakibatkan sejumlah bangunan rusak dengan kategori sedang dan berat. Terdapat empat rumah yang sebagian ruangannya ambruk. "Kalau malam pintu tidak dikunci," katanya saat ditemui wartawan, Selasa
Pada saat hujan turun, seluruh warga melarikan diri ke luar rumah, khawatir rumah ambruk akibat longsor. Apalagi pergeseran tanah terjadi setiap turun hujan.
Tokoh masyarakat setempat Pengulu Sardi (62) mengatakan seluruh warga rela direlokasi dari tanah kelahiran daripada tinggal dalam rasa takut dan kekhawatiran.
"Kami siap direlokasi daripada memakan korban jiwa. Kalau tinggal di sini kami khawatir," kata Sardi kepada wartawan, Selasa (12/2).
Akibat bencana alam ini, seluruh warga tidak bisa beraktivitas, lantaran khawatir terjadi sesuatu terhadap anak istrinya saat mereka meninggalkan rumah. Semenjak terjadinya pergeseran tanah, para warga tidak bisa tidur nyenyak dan harus ronda memantau pergerakan tanah.
"Tiap malam semuanya gak tidur, pintu gak pernah dikunci supaya ketika tanah bergeser bisa langsung lari menyelematkan diri ke luar rumah," katanya.
Hal senada dikatakan, Ukat (63) setiap turun hujan seluruh warga pergi ke luar rumah. Ia berharap pemerintah segera melakukan tindakan supaya kekhawatiran dan ketakutan tidak berlarut-larut.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menyatakan akan segera melakukan relokasi terhadap para korban terdampak pergerakan tanah. Setidaknya butuh dua hektar tanah untuk lahan relokasi 386 jiwa.
"Rencana hari ini kami akan melakukan penelitian tanahnya terlebih dahulu, dibantu oleh tim penyelidik bumi dari Geologi Bandung. Setelah itu baru akan rapat persiapan relokasi, kalau relokasi butuh dua hektar," kata Bernardi Kasi Rehabilitasi dan Kontruksi Pasca Bencana BPBD Kabupaten Lebak, Selasa (12/2).
Pantauan di lokasi, pergerakan tanah ini satu arah ke sungai Cisimeut, sungai di dua kampung tersebut. Rumah-rumah yang dekat dengan sungai terus mengalami keretakan semakin intensif.
Keretakan rumah milik warga bervariasi dari 5 sampai 50 cm. Bahkan, akibat pergeseran tanah ada keretakan pada tanah perkebunan. Sebagian rumah warga juga ambles.
"Namun keputusan pasti relokasi akan ditentukan setelah rekomendasi dari geologi," katanya.