Kementerian Sosial memberikan atensi serius terhadap kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang terus meningkat sepanjang periode 2020-2023.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyapa dan memberikan penguatan terhadap para korban di beberapa daerah. Yang terbaru, Mensos menyaksikan respons cepat Sentra "Efata" di Kupang dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Bencana dan Kedaruratan (KBK) terhadap kasus TPPO di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Korban TPPO di Kabupaten Manggarai Timur terdiri dari lima orang dewasa dan dua balita, yakni satu pasangan suami istri bersama dua balita (Keluarga Narsisius Madi), dan satu orang dewasa yang masih memiliki hubungan kekerabatan (adik kandung pihak suami, Vinsensius Laus Ndak), serta satu pasang suami istri lainnya (keluarga Konstantinus Pelang).
Pada kesempatan ini, Mensos Risma bertemu langsung dengan lima korban TPPO. Mereka mendapatkan tawaran untuk bekerja di Kalimantan Tengah pada perkebunan kelapa sawit milik salah satu perusahaan swasta. Namun, belakangan baru diketahui mereka telah ditipu.
Mereka dipekerjakan secara ilegal tanpa dukungan kelengkapan dokumen administrasi yang resmi sehingga dalam perjalanan menuju pelabuhan di Kabupaten Ende, rombongan korban berhasil diamankan oleh pihak Polres Manggarai.
Pada kesempatan ini, Kemensos memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi korban TPPO. Bantuan ATENSI yang disalurkan bagi korban TPPO senilai Rp18.195.850 untuk keluarga Narsisius Madi.
Bantuan tersebut terdiri dari bantuan kewirausahaan bidang pertanian berupa satu unit alat perontok padi hingga bantuan tambahan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dalam fase tumbuh kembangnya. Selain itu, ada juga bantuan perlengkapan kesehatan diri, serta perlengkapan sekolah bagi anak pertama mereka yang akan masuk PAUD.
Sedangkan, bantuan ATENSI bagi keluarga Konstantinus Pelang senilai Rp5.525.000 berupa ternak ayam pedaging/potong sebanyak 25 ekor dan ayam kampung sebanyak lima ekor beserta pakan dan alat makan ternak. Selain itu, untuk Konstantinus Pelang diberikan bantuan alat cukur/barber shop lengkap lantaram ia memiliki keahlian di bidang pangkas rambut.
Sementara untuk Vinsensius Laus Ndak, korban TPPO yang merupakan adik korban TPPO lainnya atas nama Narsisius Madi, dari hasil asesmen, sangat potensial untuk mengikuti rehabilitasi sosial di Sentra "Efata" di Kupang untuk mendapatkan pelatihan keterampilan/vokasional.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa menyampaikan bahwa Kemensos akan membantu korban TPPO.
"Kita akan bantu mereka, jadi jangan sampai hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri. Maka dari itu, jangan mudah tergiur, bisa hujan emas di negeri sendiri. Negeri ini kaya, cuma kita harus melakukan sesuatu secara seksama dengan tempo secepat-cepatnya," tegas Don Rozano dalam keterangan resminya, Jumat (21/7).
Menurut pengakuan Narsisius Madi dan istrinya, mereka sebelumnya juga pernah bekerja di Bali pada sektor pariwisata selama kurang lebih lima tahun. Pascapandemi Covid-19, mereka terpaksa kembali ke kampung halamannya di Manggarai Timur.
Saat ini, untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mereka hanya mengandalkan penghasilan dari hasil berkebun yang tidak menentu. Dalam pertemuan itu, Narsisius menyampaikan bahwa ia dan keluarga pergi merantau lantaran merasa terlalu banyak kekurangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kami pergi merantau karena banyak kekurangan dalam keluarga kami, dan kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kementerian Sosial untuk keluarga kami. Kami sangat bahagia atas bantuan tersebut," ungkapnya.
Sebagai rangkaian dari kegiatan penyerahan bantuan ini, Kemensos juga menggandeng platform galang dana digital kitabisa.com untuk menunjang pengobatan dan kebutuhan selama perawatan Alexander Braden Tatus (13). Mensos menyerahkan hasil donasi kitabisa.com yang telah terkumpul senilai Rp57.597.022.
Selain itu, ia juga mendapatkan bantuan ATENSI senilai Rp6.916.000 berupa akomodasi dan transportasi pengobatan ke Bali, sembako, tambahan nutrisi, alat kebersihan diri, permainanan anak dan perlengkapan sekolah.