close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah murid mendengarkan penjelasan saat mengikuti program Pertamina Energi Negeri di SD Negeri Percontohan PAM Makassar, Sulawesi Selatan. /Antara Foto
icon caption
Sejumlah murid mendengarkan penjelasan saat mengikuti program Pertamina Energi Negeri di SD Negeri Percontohan PAM Makassar, Sulawesi Selatan. /Antara Foto
Nasional
Rabu, 20 November 2019 17:20

Tokoh agama dianggap efektif kampanyekan perlindungan anak

Tokoh agama memiliki peran sentral di tengah masyarakat sebagai pendakwah, pendidik, hingga figur tempat masyarakat berkonsultasi.
swipe

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengajak para tokoh agama agar dapat menjadi pelopor dalam upaya perlindungan anak. Setidaknya, pada lingkup terkecil seperti di komunitas atau pondok-pondok pesantren.

"Karena itu kami mengadakan halaqoh bersama para tokoh agama agar mereka bisa menjadi pelopor perlindungan anak di komunitasnya, di pesantrennya, dan di kalangan jamaahnya," kata Ketua KPAI, Susanto di Jakarta, Rabu (20/11).

Keikutsertaan tokoh agama dianggap penting mengingat semakin beragamnya kasus-kasus yang menjadikan anak sebagai korban mulai dari kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, kekerasan siber, hingga pornografi.

Di sisi lain, tokoh agama selama ini memiliki peran sentral di tengah masyarakat sebagai pendakwah, pendidik, hingga figur tempat masyarakat berkonsultasi dalam banyak hal. Menurutnya, kampanye perlindungan anak mengajak tokoh agama sangat efektif.

"Tokoh agama saat berceramah di depan jemaahnya, misalnya ada 500 orang sekali ceramah dikali beberapa kali ceramah, maka akan efektif menjangkau tujuan pendidikan perlindungan anak. Jadi, dengan ada peran tokoh agama, KPAI berharap kepeloporan perlindungan anak semakin tinggi dan kasus kekerasan terhadap anak semakin menurun," tuturnya.

Susanto mengatakan tokoh agama bisa ikut berperan dalam penguatan karakter anak sebagai generasi masa depan bangsa. Apalagi, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul juga telah menjadi cita-cita besar negara Indonesia.

"Penguatan karakter anak telah menjadi bagian dari program prioritas negara ini. Karena itu, penguatan karakter anak semakin hari harus semakin baik," katanya.

Selain peran tokoh agama, budaya perlindungan anak juga harus tumbuh di masyarakat, baik di lingkungan keluarga, sosial terkecil, majelis taklim, tempat pendidikan, dan lainnya. Budaya itu disebut Susanto dapat ditanamkan semua pihak melalui ajaran agama yang baik dan benar.

"Mengajarkan agama tentu memiliki tujuan yang baik. Jangan sampai tujuan yang baik dilakukan dengan proses dan cara yang tidak baik, tidak menyenangkan bagi anak, sehingga anak malah tidak tertarik melakukan kebaikan," ucapnya.

Untuk itu, perubahan perilaku dalam hal pendidikan dan pengajaran agama kepada anak juga penting diupayakan, baik dalam interaksi antara orang tua dengan anak, guru dengan anak, maupun anak dengan anak. 

"Anak harus dibuat nyaman dalam melaksanakan agamanya. Dengan begitu, perlindungan anak ke depan semakin baik dan generasi kita di masa depan juga semakin unggul. Itu tujuan mulia yang kita inginkan," ujarnya.

img
Soraya Novika
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan