close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Logo KPK. Foto Antara
icon caption
Logo KPK. Foto Antara
Nasional
Senin, 01 Maret 2021 11:55

KPK akan periksa 4 pihak dari perusahaan berbeda kasus Ajay Muhammad

Keempatnya akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Ajay Muhammad Priatna
swipe

Empat pihak dari perusahaan berbeda bakal diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka dipanggil guna melengkapi berkas perkara Wali Kota Cimahi, Jawa Barat (jabar) nonaktif Ajay Muhammad Priatna (AJM), yang tersandung kasus dugaan suap perizinan di Kota Cimahi tahun anggaran 2018-2020.

Mereka yang akan diperiksa, PT Nur Mandiri Jaya Properti, Sri Ratnawati; PT Nafiri Fajar Kemilau, Kusnadi Surya Chandra; PT Media Kreasi Cipta Indonesia, Fenky Hadiansyah; dan PT Profesional Telekomunika Indonesia, Edi Yani Putra.

"Keempatnya akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka AJM," ujar Pelaksana tugas Juru Bicara bidang Penindakan KPK Ali Fikri, Senin (1/3).

Dalam kasusnya, tersangka penyuap Ajay, Hutama Yonathan (HY) selaku Komisaris RSU Kasih Bunda, segera diadili. Jaksa penuntut umum (JPU) KPK telah melimpahkan berkas perkaranya kepada Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Bandung, Jawa Barat, Senin (1/2).

Kasus bermula pada 2019 saat RSU Kasih Bunda melakukan pembangunan penambahan gedung. Dalam proses mengurus revisi izin mendirikan bangunan (IMB), Hutama bertemu dengan Ajay di restoran kawasan Bandung.

Pada pertemuan tersebut, Ajay diduga akan dikasih Rp3,2 miliar atau 10% dari nilai rencana anggaran biaya (RAB) yang dikerjakan subkontraktor pembangunan RSU Kasih Bunda sebesar Rp32 miliar. Pemberian dilakukan secara bertahap melalui orang kepercayaan, Ajay.

Ajay disebut sudah lima kali menerima uang yang totalnya sekitar Rp1,661 miliar dari kesepakatan Rp3,2 miliar. Pertama 6 Mei 2020 dan terakhir saat dibekuk KPK dengan barang bukti Rp425 juta. Dalam menyamarkan pemberian uang itu, pihak RSU Kasih Bunda diterka membuat rincian pembayaran dan kuitansi fiktif.

Sebagai terduga penerima, Ajay disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 atau Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

img
Akbar Ridwan
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan