Komisi Pemberantasan Korupsi menyebut modus korupsi makin beragam dan rumit. Untuk itu KPK dan International Anti-Corruption Academy (IACA) menjalin kerja sama menggelar pelatihan bagi penyelidik, penyidik, penuntut, dan pegawai KPK terkait.
Kegiatan itu guna meningkatkan kompetensi dalam mengungkap praktik lancung melalui pemanfaatan data dan informasi yang bersumber dari internet dan media sosial.
Pelaksana tugas Juru Bicara bidang Pencegahan KPK, Ipi Maryati Kuding, mengatakan, meningkatkan keahlian diperlukan karena modus korupsi semakin beragam dan rumit, baik yang melibatkan pelaku domestik maupun antarnegara.
"Sehingga, KPK penting untuk terus meningkatkan kapasitas, pengetahuan, dan keterampilannya dalam mengungkap suatu tindak pidana korupsi yang semakin kompleks tersebut," ujar Ipi, Selasa (30/3).
Menurut Ipi, pemanfaatan informasi peristiwa korupsi di internet dan media sosial memerlukan teknik investigasi khusus untuk mengidentifikasinya. Selain itu, termasuk menyelidiki peristiwa rasuah secara tepat, menyusun faktor pengenal unik, dan analisis hubungan online untuk dapat membuktikan hubungan antar-pihak yang terlibat.
Ipi mengatakan, selain meningkatkan kompetensi dalam investigasi rasuah, IACA turut memberikan pelatihan terkait penerapan sikap integritas sebagai dasar sikap antikorupsi. Adapun kegiatan itu digelar sejak 23 Maret 2021 sampai 1 April 2021.
"Melalui peningkatan kapasitas pegawainya, KPK berharap dapat mengungkap berbagai modus korupsi yang semakin rumit secara optimal. Agar dapat memberikan efek jera bagi pelakunya dan memberikan pengembalian aset yang maksimal bagi negara," kata dia.