Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan ada ukuran khusus yang digunakan untuk mengukur tingkat korupsi sebuah negara. Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan, korupsi tak cocok memakai ukuran penyakit, termasuk kanker.
"Ukuran korupsi itu beda dengan ukuran penyakit kanker, stadium satu, dua, tiga, empat. Ukuran korupsi itu harus dilihat dari Corruption Perception Index (CPI) kita," kata Laode saat mengisi acara Hari Antikorupsi Sedunia 2018 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (5/12).
Laode pun maklum jika Indonesia masih dikenal sebagai negara korup. Namun dia menjelaskan, pemberantasan korupsi di Indonesia terus mengalami peningkatan.
"Memang betul bahwa kita masih negara korup. Tetapi kalau kita di ASEAN itu kita sudah melebihi Thailand. Sudah melebihi Filipina. Kita sudah melebihi yang lain. Kita nomor tiga di ASEAN," kata La Ode.
Laode juga menyarankan agar masalah korupsi diukur dengan instrument yang relevan, yaitu menggunakan ukuran CPI.
"Jadi saya pikir memang korupsi masih banyak. Akan tetapi, apakah itu stadium 3 atau 4, lebih bagus menggunakan standar yang PCI, dari pada memakai standar yang tidak pernah dipakai untuk mengukur tingkat korupsi suatu negara," kata Syarif.
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, melontarkan pernyataan bahwa korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat. Pernyataan tersebut dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam acara The World in 2019 Gala Dinner di Singapura, pada Selasa (27/11).
"Isu utama di Indonesia saat ini adalah maraknya perilaku korup. Korupsi di sana (Indonesia) saya melihatnya sudah seperti kanker stadium empat," kata Prabowo.