close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Warga membubuhkan tanda tangan saat aksi Menolak Kekerasan Terhadap Perempuan di Solo, Jawa Tengah, Minggu (9/12)./ Antara Foto
icon caption
Warga membubuhkan tanda tangan saat aksi Menolak Kekerasan Terhadap Perempuan di Solo, Jawa Tengah, Minggu (9/12)./ Antara Foto
Nasional
Kamis, 27 Desember 2018 15:02

KPPPA: Kekerasan seksual pada perempuan dan anak terus meninngkat

Banyak kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang tidak dilaporkan pada aparat berwenang.
swipe

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(KPPPA) menyatakan, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di indonesia semakin mengkhawatirkan. Deputi Perlindungan Hak Perempuan KPPPA Vennetia R Dannes, mengatakan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak terus mengalami peningkatan, namun banyak korban yang enggan melaporkan kasusnya kepada aparat berwenang.

"Masih banyak kasus kekerasan seksual yang tidak dilaporkan atau mungkin diselesaikan di luar hukum karena pertimbangan-pertimbangan lain," kata Deputi Perlindungan Hak Perempuan KPPPA Vennetia R Dannes, dalam Diskusi Publik Pembahasan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual di Jakarta, Kamis (27/12).

Dia membeberkan, survei pengalaman hidup perempuan nasional yang dilakukan KPPPA dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016, terdapat 1.017 perempuan dan anak dari 9.000 sampel yang mengalami kekerasan seksual.

Kompilasi data media elektronik yang dihimpun KPPPA dari Januari hingga Maret 2016, juga menemukan 74 kasus kekerasan dan eksploitasi seksual.

Sementara itu, kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak yang dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dari Januari hingga April 2017 mencapai 41 kasus.

Di Jawa Timur, kasus kekerasan terhadap anak mengalami penurunan. Namun khusus di Kota Surabaya, kasus yang tercatat masih tinggi dibanding 36 kota/kabupaten lainnya.

"Memang terjadi penurunan sekitar 10 persen kasus kekerasan terhadap anak di Jatim tahun 2018, tapi untuk Kota Surabaya masih tinggi," kata Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur Isa Ansori di Surabaya, Rabu (26/12).

Menurut dia, ada 10 dari 38 kabupaten/kota di Jatim yang tingkat kekerasan terhadap anak masih tinggi. 10 daerah tersebut adalah Surabaya sebanyak 132 kasus, Mojokerto 25, Jombang 20, Gresik 20, dan Malang 17 kasus. Kemudian Blitar dengan 12 kasus, Sidoarjo 12, Pasuruan 11, Bangkalan 8, dan Lamongan 8 kasus.

Adapun lokus kejadiannya tersebar di beberapa tempat di antaranya rumah 130 kali, jalanan 58 kali, tidak disebutkan 52 kali, lahan kosong 43 kali, dan sekolah sebanyak 27 kali. (Ant)

img
Gema Trisna Yudha
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan