Bripka Rahmat Effendy mengembuskan nafas terakhir setelah ditembak rekannya yang juga polisi bernama Brigadir Rangga Tianto di Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Penembakan terhadap Bripka Rahmat dipicu dari adanya insiden tawuran antarpemuda di Lapangan Sanca, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat.
Salah satu tetangga korban, Marjuni, menjelaskan awal mula penyebab terjadinya penembakan yang berujung pada tewasnya Bripka Rahmat. Ketika itu Kamis, (25/7) sore terjadi bentrokan antarpemuda di Lapangan Sanca.
Bripka Rahmat selaku pengurus Kelompok Sadar Masyarakat atau Pokdar, yang tugasnya melakukan kegiatan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di tempat tinggalnya, lalu dilaporkan soal insiden tawuran tersebut oleh kakaknya.
“Seingat saya waktu sore itu, beliau (Bripka Rachmat) dikabari oleh kakaknya ada tawuran di Lapangan Sanca. Laokasinya tidak jauh dari sini (kediaman Bripka Rahmat),” kata Murjani kepada Alinea.id di Depok, Jawa Barat, pada Jumat (26/7).
Mendapat kabar ada tawuran, Bripka Rahmat langsung menghubungi pengurus Pokdar lainnya. Bripka Rahmat meminta anggota Pokdar membantu menertibkan para pemuda yang terlibat tawuran di Lapangan Sanca.
Dari upaya penertiban itu, Bripka Rahmat berhasil mengamankan salah satu pelaku berinisial FZ. Selanjutnya, Bripka Rahmat menggelandang pelaku tawuran tersebut ke Polsek Cimanggis untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
"Sebenarnya kita itu hanya menyerahkan saja anak itu ke Polsek, karena itu menjadi tugas kita untuk mengamankan lingkungan," ucap Murjani.
Tak lama setelah menyerahkan pelaku FZ ke Polsek Cimanggis, orang tua pelaku FZ bernama Zulkarnaen datang bersama Brigadir Rangga Tianto. Mereka meminta kepada Bripka Rahmat untuk melepaskan pelaku FZ. Di saat yang sama, Murjani mengaku langsung keluar ruangan Polsek Cimanggis.
"Pas saya keluar, ada suara tembakan. Sekitar enam atau tujuh kalau tidak salah dengar. Lalu saya masuk lagi ke Polsek. Pas saya lihat beliau (Bripka Rahmat) sudah tergeletak. Di situ pelaku (Brigadir Rangga) langsung diamankan juga," ujar Murjani.
Murjani mengaku tidak mengetahui persis alasan yang membuat Brigadir Rangga menyusurkan timah panas ke Bripka Rahmat. "Saya enggak tahu kenapa dia (pelaku) berbuat seperti itu. Di situ kan juga ada penyidik juga. Mungkin emosi kali ya anak (FZ) itu enggak dibebaskan," kata Murjani.
Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan alasan yang memicu Brigadir Rangga melepaskan tembakan karena kesal dan tersinggung oleh Bripka Rahmat. Diketahui, Bripka Rahmat menolak membebaskan pelaku FZ dan berbicara dengan nada tinggi.
“Rangga meminta agar FZ dibina oleh orang tuanya, namun Bripka Rahmat menolak. Ia menjawab bahwa proses sedang berjalan dan ia sendiri yang melaporkan pelaku. Rahmat memang bicara dengan nada agak keras, sehingga membuat Brigadir Rangga Tianto emosi dan tidak terima,” kata Argo.
Karena tersinggung, Brigadir Rangga lantas mengeluarkan senjata jenis HS9. Tanpa pikir panjang, Brigadir Rangga langsung menembak Bripka Rahmat sebanyak tujuh kali. Tembakan tersebut mengarah ke dada, perut, leher dan paha. Akibat penembakan itu, Bripka Rahmat langsung tewas di tempat.