close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
KSAD, Jenderal Dudung Abdurachman, yang diduga menistakan agama. Dokumentasi Kostrad
icon caption
KSAD, Jenderal Dudung Abdurachman, yang diduga menistakan agama. Dokumentasi Kostrad
Nasional
Kamis, 15 September 2022 14:11

KSAD klaim maafkan Effendi Simbolon

Dudung mengaku membuka pintu selebar-lebarnya untuk Effendi Simbolon.
swipe

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman, menerima permintaan maaf dari anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon terkait ucapan TNI gerombolan. Pernyataan politikus PDI Perjuangan itu dilontarkan dalam rapat pembahasan anggaran antara Komisi I DPR bersama Kementerian Pertahanan dan TNI pada 5 September 2022. 

Menurut Dudung, hal itu lumrah terjadi karena manusia tidak lepas dari kesalahan.

"Toh Tuhan Maha Pemaaf, masa manusia tidak memaafkan. Kami jajaran TNI Angkatan Darat memaafkan. Manusia tidak terlepas dari kekhilafan, kesalahan. Ya itulah pada dasarnya manusia tidak sempurna,” kata Dudung dalam konferensi pers, Kamis (15/9).

Kendati demikian, ia tidak menampik apa yang terjadi di jajaran daerah. Banyak prajurit yang memberikan respon atas ucapan Effendi karena dianggap berkonotasi negatif.

Menurutnya, prajuritnya telah berpeluh keringat dan habis dibakar matahari setiap saat, namun justru dianggap buruk dengan sebutan gerombolan. Perjuangan selama di Papua dan Poso dengan meninggalkan anak-istri tidak dianggap sebagai pengorbanan oleh Effendi.

“Tiap hari mereka berkeringat dan taruhannya adalah nyawa,” ujar Dudung.

Ia pun meminta kepada semua prajurit TNI AD untuk tidak berlebihan menyikapi pernyataan Effendi Simbolon. Menurut Dudung, saat ini setiap orang bisa menyampaikan dan mengakses informasi melalui media sosial secara langsung dan cepat. Sikap itu terekspos di media sosial kemudian langsung dilihat dan direspons oleh orang lain. 

"Peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua," ucap Dudung.

Video dari prajurit maupun masyarakat mungkin saja terjadi sebagai reaksi spontan atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan. Dudung menyadari sepenuhnya bahwa itu bukanlah tindakan yang mewakili institusi DPR atau partai politik, melainkan sikap individu seseorang. 

"Oleh karenanya, secara internal Kepala Staf Angkatan Darat juga mengimbau para prajurit untuk tidak bereaksi berlebihan," ujarnya.

Sebelumnya pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyinggung TNI seperti gerombolan menuai kecaman dari prajurit itu dilontarkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan TNI di Senayan, Jakarta, Senin (5/9).

Saat itu, petinggi TNI dari Panglima TNI hingga seluruh kepala staf angkatan hadir, kecuali KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Ketidakhadiran Dudung inilah kemudian menyulut Effendi Simbolon melontarkan kritiknya terhadap TNI.

Effendi mengaku ingin mendapat penjelasan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Menurutnya ada ketidakharmonisan antara dua jenderal bintang empat itu.

"Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinasi, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," ujarnya.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan