close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani. Antara/HO-KSP/am.
icon caption
Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani. Antara/HO-KSP/am.
Nasional
Selasa, 06 Desember 2022 19:19

KSP sebut KUHP mereformasi hukum pidana Indonesia

Pengesahan RUU KUHP menjadi undang-undang merupakan langkah nyata reformasi hukum pidana Indonesia.
swipe

Kantor Staf Presiden (KSP) menyambut baik pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) menjadi undang-undang.

Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menyebut, pengesahan RUU KUHP menjadi undang-undang merupakan langkah nyata reformasi hukum pidana Indonesia.

"KUHP yang disahkan akan menyempurnakan tata regulasi hukum pidana Indonesia yang dicapai melalui konsolidasi ketentuan pidana dalam berbagai undang-undang sektoral dan mencegah disparitas pidana antara satu ketentuan dengan ketentuan lainnya," ujar Jaleswari kepada wartawan, Jakarta, Senin (6/12).

KUHP baru yang menggusur KUHP warisan kolonial Belanda (Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch Indie) itu akan mengalami masa transisi 3 tahun dan berlaku efektif pada 2025. Adapun RUU KUHP yang disahkan menjelang akhir 2022 ini sudah diinisiasi sejak 1958 dan sudah dibahas di DPR sejak 1963 (59 tahun lalu).

Produk hukum yang telah berlaku sejak zaman Pemerintah Hindia Belanda di 1918, atau 104 tahun yang lalu ini, menjadi perlu untuk diperbaharui untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman dan kebutuhan nasional akan hukum yang berkeadilan korektif, berkeadilan restoratif, dan berkeadilan rehabilitatif.

Jaleswari mengatakan, KSP turut terlibat dalam upaya kolektif pemerintah untuk mendorong pengesahan RUU KUHP dan mengawal aspek pemberlakuannya. Utamanya, dalam tiga tahun ini, tim tenaga ahli dan pemerintah telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelatihan bagi aparat penegak hukum untuk memberikan pemahaman terkait makna, esensi, dan filosofi dari RUU KUHP.

Sementara itu, Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Eddy Hiariej menyampaikan,  pengesahan RUU KUHP menjadi tonggak sejarah baru Indonesia. Sebab, untuk pertama kalinya Indonesia memiliki kodifikasi hukum pidana murni buatan bangsa Indonesia.

"Ini hari bersejarah bagi Indonesia karena kita memiliki KUHP baru buatan bangsa sendiri yang tentunya memiliki paradigma Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945," kata Eddy.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan