Mujahidin Timur Indonesia pimpinan Ali Kalora cs disebut sengaja memancing polisi datang ke gunung dan bukit agar bisa melakukan penyerangan. Kedatangan polisi ke tempat persembunyian mereka diduga sudah ditunggu-tunggu kelompok mujahid tersebut.
“Kelompok Ali Kalora memang sangat menguasai wilayah pegunungan dan perbukitan. Diduga kelompok Ali Kalora memang menunggu-nunggu momentum datangnya aparat di sekitar wilayah tersebut untuk melakukan penyerangan,” kata pengamat teroris dan inteligen, Harist Abu Ulya, kepada Alinea.id di Jakarta pada Rabu (2/1).
Menurut Harist, serangan yang dilancarkan kelompok Ali Kalora Cs kepada polisi ingin menunjukkan keberadaannya, setelah sebagian anggota Santoso Cs dibekuk petugas. Kendati demikian, menurutnya, kelompok Ali Kalora Cs melakukan penyerangan kepada polisi dengan persenjataan yang minim.
“Kekuatan kelompok Ali Kalora saat ini tinggal sekitar 20 orang. Kelompok ini pascatsunami Palu kemungkinan bertambah dari sebelumnya yang kurang dari 20,” ucap Harist.
Harist berpendapat, anggota Polri dan TNI tetap unggul dalam segi personel, logistik, persenjataan, dan strategi. Namun begitu, aparat keamanan tetap perlu berhati-hati mengantisipasi adanya dukungan dari sejumlah simpatisan lain yang memberikan asupan logistik pada kelompok Ali Kalora Cs.
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulawesi Tengah, AKBP Heri Murwono, mengatakan Satgas Tinombala Polda Sulteng masih melakukan pengejaran terhadap kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora Cs.
Selain diduga sebagai pelaku penembakan terhadap dua anggota polisi Bripka Andrew Maha Putra dan Bripda Baso, kelompok Ali Kalora Cs juga diduga sebagai pelaku mutilasi terhadap seorang korban yang merupakan pekerja ladang.
"Tim masih di atas terus melakukan pengejaran," ujar Heri.
Dalam melakukan pengejaran, kata Heri, pihaknya mengakui mengalami kendala lantaran medan yang cukup berat. Meski begitu, dengan adanya penambahan personel Brimob sebanyak dua SST (Setingkat Satuan Peleton) atau 60 personel upaya pengejaran diyakininya sangat maksimal.
"Kendalanya medan hutan, berbukit dan semak belukar, juga cuaca hujan," kata Heri.
Seperti diketahui kelompok Ali Kalora Cs merupakan pecahan dari kelompok Santoso Cs yang menjadi target pengejaran dalam operasi Tinombala. Sampai saat ini kelompok Santoso Cs masih belum seluruhnya dibekuk. Adapun operasi Tinombala tidak lagi diperpanjang, namun diserahkan ke Polda Sulteng menjadi Satgas.
Sebelumnya kelompok Ali Kalora CS secara sengaja memutilasi seorang pekerja ladang dan menaruh beberapa potongan tubuhnya di tempat yang berbeda-beda. Hal itu diduga dilakukan untuk memancing aparat keamanan untuk menghujaninya dengan tembakan.