Co-Founder Kunci Coin, Joko Crypto, meminta masyarakat dapat membedakan investasi mata uang kripto (cryptocurrency) dengan robot trading. Hal ini diungkapkannya dalam merespon maraknya penipuan investasi ilegal berkedok perdagangan opsi biner (binary option) dan robot trading akhir-akhir ini. Menurutnya, edukasi menjadi kunci agar masyarakat memahami dengan baik apa itu perdagangan kripto.
"Yang kita bangkitkan adalah awareness-nya dulu, bahwa kripto ini adalah sebuah bidang yang lahannya untuk kita pelajari. Sehingga, kita bisa mendapatkan game ketika kita mengerti ilmunya," ujar Joko kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/3).
Alasan itulah melatarbelakangi Kunci Coin mengadakan kegiatan edukasi kripto di Hotel Borobudur. Edukasi ini menghadirkan komunitas Kaum Rebahan Indonesia (KRI), yang dibentuk oleh Joko Crypto dan Kunci Army, sebutan untuk para penggemar Kunci Coin. Tujuannya, masyarakat mengetahui tren atau pembaruan yang terjadi di industri kripto serta menepis anggapan miring akan proyek ini ke depannya.
Selain itu, kegiatan ini juga dibuat sebagai ajang interaksi dengan para investor dan holders agar lebih dekat dan memberikan kabar terbaru dalam pengerjaan ragam utilitas Kunci Coin secara lengkap mulai dari layanan perhotelan hingga ke permainan (game).
"Harapannya, diselenggarakan kegiatan ini bisa menambah rasa kepercayaan masyarakat terhadap industri kripto di Indonesia dan lebih mengenal pentingnya investasi digital untuk masa depan," kata Joko.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu ragu dengan aset kripto. Sebab, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sudah mengakui jika aset kripto merupakan komoditas yang bisa diperdagangkan.
Agar tidak terjebak dengan penipuan, masyarakat harus memahami dengan baik apa itu kripto dan kerugian yang dialami jika nantinya terjun untuk bertransaksi.
"Kita tidak mengajak, kita [hadir] untuk mengedukasi. Untuk pilihan membeli atau tidak, itu keputusan masyarakat sendiri karena kita sangat melarang untuk membuat ajakan membeli. Ajakan membeli itu tidak relevan karena [kripto] ini aset yang masyarakat beli setelah mereka riset," tuturnya.
Sebelumnya, Bappebti mencatat, nilai perdagangan aset kripto hingga 2021 menembus Rp859,4 triliun. Plt. Kepala Bappebti, Indrasari Wisnu Wardhana, menyebut, aset kripto mengalami peningkatan sangat pesat karena hingga Februari 2022, telah mencapai Rp83,8 triliun.
"Sampai dengan Februari 2022, transaksi aset kripto telah mencapai Rp83,8 triliun dengan jumlah pelanggan 12,4 juta orang atau bertambah 532.102 orang pelanggan dari 2021," terangnya dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR, Kamis (24/3).
Wisnu memaparkan, nilai transaksi aset kripto hingga 2021 sudah menembus di angka Rp859,4 triliun atau naik 1.222,84% dibandingkan pada 2020, yang perdagangan asetnya sebesar Rp64,9 triliun.
Menurut Wisnu, peningkatan transaksi kripto mencapai puncaknya pada April dan Mei 2021. Adapun kelembagaan perdagangan aset kripto yang terdiri dari bursa aset kripto, lembaga kliring berjangka, pengelola tempat penyimpanan atau kustodian, pedagang fisik aset kripto dan bank penyimpan sebagai lembaga penyimpan dana pelanggan, belum ada secara keseluruhan.
"Saat ini, entitas yang sudah ada adalah calon pedagang aset kripto, di mana sudah ada 18 calon pedagang fisik aset kripto yang terdaftar di Bappepti," ujar Wisnu.