Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan di ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Peninjauan dilakukan setelah peresmian pengembangan Bandar Udara (Bandara) Ewer di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan.
Jokowi mengatakan, ada beberapa hal yang bisa diperbaiki agar hasil panennya bisa lebih maksimal. Sebab, penanaman selama 107 hari ini banyak terlihat jagung yang tumbuh baik namun ada juga yang terlihat masih kecil karena terlalu banyak air.
“Sehingga tadi dievaluasi dari Pak Mentan, dari Pak Bupati, dari petani memang paritnya harus lebih dikecilkan jaraknya dari 12 (meter) jadi 5 atau 6 meter," katanya dalam keterangan, Kamis (6/7).
Namun, ia merasa hal itu merupakan kewajaran karena ladang tersebut baru pertama kali digunakan dan diolah untuk menanam jagung. Meski demikian, ladang jagung tersebut diperkirakan dapat menghasilkan panen jagung melebihi standar nasional.
"Kira-kira (hasilnya) tujuh ton per hektarenya, karena standar nasionalnya 5,6 ton per hektare, ini sudah tujuh (ton) karena memang saya melihat tanahnya sangat subur tetapi airnya perlu dikelola dengan baik," ucapnya.
Ia pun mengatakan, akan kembali berkunjung ke Kabupaten Keerom dalam tiga bulan mendatang. Jokowi berharap hasil panen berikutnya dari ladang jagung tersebut akan memberikan hasil yang baik.
"Kalau ini nanti saya cek dari jauh bagus, untuk yang 45 hektare nanti bagus, berarti tiga bulan lagi saya ke sini lagi untuk panen," tuturnya.
Ia juga menyebut bahwa harga jual dari panen jagung di kawasan tersebut cukup tinggi, berkisar Rp5.000-Rp6.000 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan harga pokok produksi (HPP). Menurutnya, harga tersebut dapat memberikan keuntungan besar bagi petani.
"Saya kira sudah untungnya gede. Artinya kalau tujuh ton per hektare kali Rp6.000 berarti sudah Rp42 (juta) per hektare. Hati-hati! Kalau kita punya 1.000 (hektare) berarti Rp42 miliar, gede banget untuk hanya tiga bulan atau 100 hari," jelasnya.
Lebih lanjut, Jokowi menyebut bahwa jika produktivitasnya tinggi, lahan jagung tersebut diharapkan bisa untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional, khususnya Indonesia Timur.
"Ini untuk Indonesia timur nanti kalau memang ini sudah betul karena produktivitasnya tinggi di atas tujuh ton, misalnya masyarakat akan berbondong-bondong pasti akan mau ke sini," tutur presiden.