Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung lokasi bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT. “Siang hari ini, saya berada di desa Amakaka, di mana bencana banjir bandang di Kabupaten Lembata ini korbannya paling banyak," ujar Jokowi dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/4).
Menurut Jokowi, di lokasi bencana banjir tersebut banyak batu-batu besar yang sangat menyulitkan penggunaan alat-alat berat untuk evakuasi warga yang tertimbun.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di NTT per Kamis (8/4) pukul 20.00 WIB mencapai 163 orang, 45 hilang, 132 luka-luka, dan 20.929 orang mengungsi.
“Tadi sudah saya perintahkan tadi agar terus dicari dan ditemukan yang masih hilang 45 orang. Untuk pengungsian juga sudah kami pastikan logistiknya sudah cukup,” tutur Jokowi.
Atas persetujuan masyarakat setempat, kata dia, akan ada relokasi Desa Amakaka secepatnya. Ia mengaku telah membahas rencana membangun kembali wilayah-wilayah terdampak bencana banjir paling parah ini dengan Bupati Lembata dan Gubernur NTT.
“Saya secara pribadi dan mewakili pemerintah mengucapkan duka yang mendalam atas korban yang ada. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan. Diberikan tempat yang terbaik, dan yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala BNPB Doni Monardo menyebut, Kabupaten Lembata dan Adonara terparah terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebanyak dua desa di Kabupaten Lembata terdampak paling parah disebabkan terletak di kaki Gunung Ile Lewotolok.
Otoritas setempat, kata Doni, memang sudah berencana untuk merelokasi warga di kaki gunung berapi tersebut. Namun, bencana alam akibat siklon tropis Seroja meluluhlantakan dua desa tersebut sebelum relokasi warga dilakukan.
“Khusus Lembata, dua desa itu terdampak paling besar berada di kaki Gunung Ile Lewotolok yang seharusnya dalam beberapa waktu terakhir ini pemerintah daerah sudah merencanakan untuk merelokasi warga disana. Namun, karena adanya badai siklon ini akhirnya terdampak paling banyak,” ujar Doni dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/4).