Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, melantik Marsekal Madya TNI Kusworo sebagai Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Jenderal bintang tiga TNI AU ini menggantikan Marsekal Madya TNI (Purn.) Henri Alfiandi yang pensiun dan terjerat kasus suap.
Basarnas di bawah pemimpinan Kusworo diharapkan memperkuat upaya pencarian dan pertolongan dengan berbagai inovasi dan penguatan. Pangkalnya, tugas yang dibebankan tersebut tergolong berat karena menyelamatkan setiap jiwa dari risiko bencana dan kedaruratan dalam situasi apa pun.
"Operasi SAR membutuhkan penanganan yang cepat. Reputasi kinerja Basarnas selama ini sudah diakui, baik di dalam maupun di luar negeri. Saya percaya Marsdya Kusworo mampu melaksanakan amanah tersebut sekaligus menjawab tantangan Basarnas ke depan yang semakin kompleks," tuturnya dalam keterangannya, Rabu (4/10).
Dalam menjalankan tugasnya, Budi Karya berpesan agar Kusworo melakukan penguatan pencarian dan pertolongan nasional dengan inovasi yang memanfaatkan teknologi, peningkatan kompetensi, dan memperluas kolaborasi. "Serta memperkuat pencegahan, mitigasi, dan antisipasi kebencanaan."
Pada kesempatan sama, Kusworo menyatakan, siap menjalankan amanah yang diembannya. "Saya siap melaksanakan tugas sebagai Kabasarnas."
Marsekal Muda TNI Kusworo dilantik sebagai Kepala Basarnas berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 135/TPA Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Basarnas.
Dalam keputusan itu, Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, menunjuk Kusworo menggantikan Henri, yang telah ditetapkan tersangka dan ditahan Puspom TNI karena terjerat perkara dugaan suap proyek pengadaan di Basarnas.
Usai pelantikan, perwira bintang tiga lulusan Akademi Angkatan Udara 1988 itu langsung menuju Kantor Pusat Basarnas, Jakarta Pusat, untuk mengikuti seremoni penyambutan pimpinan baru. Setelahnya, ia memimpin briefing secara hybrid di Ruang Serba Guna Dono Indarto Gedung Basarnas bersama seluruh pegawai.