Fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), belum optimal melayani masyarakat pascagempa bumi dengan magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 hingga kini. Pangkalnya, belum semua fasilitas yang rusak dibangun kembali hingga renovasi tidak juga rampung.
Puskesmas Cugenang, misalnya. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan, fasyankes tingkat 1 ini belum juga tertangani sampai sekarang.
"Puskesmas terdampak gempa di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, yang saat ini kondisinya masih belum mulai dibangun kembali setelah 3 bulan pascagempa," ungkapnya, melansir situs web Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Saat meninjau fasyankes tersebut, Jumat (17/2), Dante mengungkapkan, kondisi Puskesmas Cugenang mengkhawatirkan. Dinding bangunan retak-retak dan atap hancur, misalnya.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang juga masih tahap perbaikan. Akibatnya, layanan kesehatan belum berjalan normal.
"RSUD Sayang di Kabupaten Cianjur kondisinya saat ini pelayanan masyarakat masih terkendala pada proses pembangunan infrastrukturnya," kata Dante.
Pelayanan kesehatan pun terpaksa dilakukan di tenda-tenda darurat dan 2 bilik bangunan semipermanen. Misalnya, layanan rawat inap, persalinan, layanan hemodialis (cuci darah), kegawatdaruratan, hingga operasi.
"Banyak pasien yang masih dirawat dalam tenda-tenda. Bahkan, ada tindakan operasi yang dilaksanakan di tenda," ucapnya.
Puskesmas Cugenang dan RSUD Sayang menjadi andalan masyarakat setempat. Oleh sebab itu, Dante segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar fasyankes yang rusak segera dibangun kembali.
"Aktivitas pelayanan masyarakat sangat bergantung pada puskesmas ini," ujarnya. "Yang akan kita lakukan yakni upaya percepatan pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan pascagempa bumi Cianjur."