Sekertaris Kementerian PPN/ Sekretaris Utama Bappenas Himawan Hariyoga Djojokusumo mengatakan, sesuai dengan Perpres Presiden No. 80 dan 81 Tahun 2021, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional serta membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
“Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, tidak dapat kita pungkiri bahwa dukungan teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan yang sangat penting,” ucap Himawan dalam “Peresmian Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Kementrian PPN/Bappenas,” Jumat (19/11).
Himawan mengatakan, penugasan yang diberikan presiden kepada Bappenas sebagai clearing house, sangat memerlukan layanan sistem informasi dan teknologi informasi komunikasi yang handal.
Makanya Kementerian PPN Bappenas terus mengembangkan kemampuan dan kualitas layanan teknologi informasi komunikasi dalam mengelola data dan informasi, serta mengelola beberapa aplikasi utama dalam melaksanakan proses perencanaan pembangunan nasional, seperti Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (Krisna), E-Monev serta SDGs Dashboard dan berbagai aplikasi lainnya yang telah dikembangkan.
“Keandalan layanan teknologi informasi yang cepat dan aman menjadi sangat penting dan krusial,” tambah Himawan.
Himawan juga mengatakan, data dan informasi telah menjadi komoditas penting di era digital saat ini. Akhir-akhir ini banyak berita tentang terjadinya insiden keamanan data dan informasi baik yang terjadi di internasional atau di Indonesia sendiri.
“Berdasarkan data hasil monitoring sistem keamanan Kementerian PPN/Bappenas periode Juli-November 2021 tercatat lebih dari 1.700 kali percobaan serangan keamanan cyber yang ditujukan kepada data center di Kementerian PPN/Bappenas,” tambahnya.
Terjadinya serangan tersebut, tambah Himawan mengindikasikan bahwa kemampuan dalam menjamin keamanan cyber mutlak dimiliki dan dikelola dengan baik di Kementrian PPN/Bappenas.
“Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang berlangsung secara cepat serta meningkatnya kebutuhan layanan TIK di Kementrian kami, potensi terbukanya celah keamanan dan resiko ancaman cyber akan selalu ada,” tutur Himawan.
Potensi ancaman ini, tambah Himawan menjadi perhatian khusus bagi Kementrian PPN/Bappenas. Dibentuknya Computer Security Incident Response Team (CSIRT) menjadi salah satu strategi penting untuk mengantisipasi terjadinya resiko cyber.
“Saya harapkan tim BAPPENAS-CSIRT dapat segera melaksanakan tugas dengan baik dan efektif untuk menjamin keamanan cyber dan keandalan layanan TIK di Kementrian PPN/Bappenas,” katanya.
Terakhir, Himawan mengajak semua unit kerja di PPN/Bappenas untuk dapat terlibat aktif dalam melaporkan kemungkinan terjadinya serangan cyber melalui berbagai kanal pelaporan keamanan cyber yang tersedia.
“Kami juga tetap mengharapkan pendampingan dan dukungan BSNN dan Kementrian lembaga terkait dalam meningkatkan keamanan cyber di Kementerian BPN/Bappenas,” pungkas Himawan.