close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi anemia/Freepik
icon caption
Ilustrasi anemia/Freepik
Nasional
Jumat, 22 Januari 2021 13:35

Lebih dari seperempat remaja Indonesia menderita anemia

Pola mankan jadi penyebab tingginya penderita anemia di indonesia.
swipe

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof. dr. Endang Laksminingsih mengungkapkan, penderita anemia di Indonesia sangat tinggi. Penyebabnya adalah pola makan yang berisiko anemia defisiensi besi.

“Sumber zat besi yang paling baik adalah pangan hewani seperti daging, ikan, unggas. Sementara bahan makanan penduduk Indonesia sebagian besar berasal dari pangan nabati. Zat besi nabati lebih sulit diserap dalam pencernaan,” ujarnya saat Temu Media Hari Gizi Nasional ke-61, Jumat (22/01).

Akibatnya, lanjut dr. Endang, rata-rata penduduk Indonesia mengonsumsi makanan dengan zat besi yang lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk membentuk Hemoglobin (Hb). Jika hal ini terus terjadi, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia.

“Kadar Hb yang rendah menyebabkan terhambatnya aliran oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak dan otot. Hal ini menyebabkan produktivitas dan prestasi menurun, imunitas menurun yang menyebabkan mudah terserang penyakit infeksi, dan kesegaran tubuh tidak optimal,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, lebih dari seperempat pada anak 12 bulan hingga 12 tahun menderita anemia dan remaja 13 hingga 18 tahun. Selain itu, sebanyak 22,7% perempuan dan 12,4% laki-laki juga menderita anemia. Sedangkan ibu hamil tercatat 48,9% menderita anemia pada 2018.

“Pada remaja perempuan, hampir dua kali lipatnya, terutama karena saat menstruasi kebutuhan zat besi tidak seimbang dan pada ibu hamil, sebagian dari mereka sudah menderita anemia saat remaja sehingga pada saat hamil, kebutuhan zat besi sangat meningkat, ternyata tidak ada zat besi yang cukup sehingga menjadi anemia saat hamil,” jelasnya.

Ibu hamil, jelas dr. Endang, membutuhkan zat besi yang tinggi. Bahayanya, ibu hamil yang mengalami anemia atau defisiensi besi berpotensi mengalami pendarahan.

“Kita tahu, pendarahan merupakan penyebab kematian ibu hamil paling tinggi di Indonesia maupun di dunia. Maka dari itu, pencegahan anemia sejak remaja itu sangat penting,” katanya.

Dia kemudian memaparkan cara mencegah anemia, yakni dengan terus menjaga asupan makanan bergizi yang seimbang dengansum ber zat besi bersumber dari hewani maupun nabati. Cara berikutnya adalah mengonsumsi tablet tambah darah sesuai dengan anjuran, serta menjaga kebersihan karena kecacingan dapat menyebabkan anemia.

“Kalau kita sudah mengonsumsi makanan gizi seimbang, tidak perlu konsumsi tablet tambah darah. Tetapi di Indonesia sangat penting karena sebagian besar masyarakat jarang makan pangan sumber hewani. Jadi, sambil merubah pola makan seimbang, kita perlu konsumsi tablet tambah darah,” ucapnya.

Berikutnya, dr. Endang juga menjelaskan cara mengonsumsi tablet tambah darah. Bagi remaja puteri yang tidak menderita anemia, cukup konsumsi satu tablet setiap minggu, setidaknya selama satu tahun.

Sementara bagi remaja puteri yang menderita anemia, ia menganjurkan untuk konsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi tablet tambah darah.

“Minum tablet tambah darah tidak berbahaya jika diminum sesuai anjuran. Tubuh kita punya mekanisme penyerapan zat besi yang canggih, bila tubuh mempunyai cadangan zat besi yang cukup, maka zat besi dari makananan atau tablet tambah darah hanya sedikit yang diserap, sisanya dibuang melalui feses. Sebaliknya bila tubuh kekurangan zat besi, maka zat besi yang diserap cukup banyak,” tuturnya.

Selain itu, dr. Endang juga membantah mitos yang menyatakan konsumsi tablet tambah darah dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, terlalu banyak darah, hingga efek samping yang berbahaya.

“Itu salah ya, penyebab tekanan darah tinggi adalah gangguan sirkulasi, ginjal, dan sebagainya. Menyebabkan kebanyakan darah juga salah, ini disebabkan oleh hemochromatosis genetik. Tablet tambah darah bukan obat, efek sampingnya juga tidak berbahaya,” jelasnya.

“Mari kita atasi bersama masalah tingginya anemia pada remaja puteri guna memperbaiki generasi bangsa. Konsumsi gizi seimbang, minum tablet tambah darah, sehingga remaja puteri menjadi calon ibu yang sehat dan tidak anemia untuk janinnya,” tutupnya.

img
Firda Junita
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan