Presiden Joko Widodo pada Kamis (28/7) lalu mengunjungi Korea Selatan yang menjadi salah satu negara tujuan dalam kunjungan kerjanya kali ini. Tak sendiri, Presiden didampingi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan Vice Chairman atau CEO LG Corporation Brian Kwon di sela kunjungan kerjanya ke Seoul, Korea Selatan.
Pada pertemuan tersebut, Bahlil mengatakan, dirinya mengapresiasi atas komitmen investasi LG untuk berkontribusi terhadap pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia. Ia juga menyebut, LG berminat lakukan investasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Saya mendampingi Bapak Presiden untuk menerima LG secara khusus, di mana LG selain membangun EV (Electric Vehicle) baterai yang terintegrasi dari hulu ke hilir, nantinya LG Electronics itu juga akan melakukan relokasi dari China ke Indonesia, termasuk R&D (Research & Development)-nya,” ucap Bahlil yang dikutip dari siaran pers BKPM, Sabtu (30/7).
Menurutnya, rencana relokasi ini menjadi kabar positif bagi Indonesia. Bahlil pun akan memastikan dalam hal ini untuk memfasilitasi dari tahap perizinan hingga terealisasi rencana investasi tersebut.
Lebih lanjut, CEO LG Corp Brian Kwon mengakui, Indonesia sangat serius dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia yang menurutnya bisa membawa kemajuan besar bagi Indonesia.
Brian menjelaskan, LG Corporation saat ini terus berkomitmen merealisasikan investasi industri baterai listrik terintegrasi di Indonesia dengan rencana investasi grand package mencapai US$9,8 miliar. LG juga berencana untuk berkontribusi dalam konsep pengembangan smart city di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Kami harapkan perhatian khusus Pemerintah Indonesia agar investasi grand package tersebut bisa berjalan dengan sesuai dengan rencana. Selain itu, kami juga akan merelokasi pusat R&D LG Electronics kami di China ke Indonesia,” ujar Brian.
Brian juga menyarankan perlu adanya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia, sehingga bisa mengimbangi masuknya alih teknologi dari Korea Selatan ke Indonesia.