Basarnas memastikan sudah mengirim lima kantong jenazah ke RS Polri untuk diidentifikasi. Isi lima kantong jenazah tersebut tidak dalam keadaan utuh, melainkan potongan dari bagian tubuh.
Kasubdit Pengerahan Potensi dan Pengendalian Operasi SAR Basarnas Agus Haryono, mengatakan, beberapa bagian tubuh tersebut sengaja dikirim ke RS Polri untuk diidentifikasi identitas korban. Kantong jenazah akan dibawa ke ruang CT Scan Post Mortem Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri. "Kami belum bisa memastikan apakah itu satu orang atau lebih," jelas dia saat dihubungi Alinea.id, Senin (29/10).
Dia memastikan Basarnas akan terus melakukan pencarian. Terutama jika kondisi langit tidak gelap atau berawan. Itulah sebabnya Basarnas akan memaksimalkan kondisi alam yang sedang baik.
Basarnas juga masih mencari kotak hitam. Sudah ada empat titik yang dicurigai sebagai tempat kotak hitam. Tetapi belum juga ditemukan. "Kami masih terus mencari. Tetapi belum ada kepastian lokasinya," terang dia.
Sebelumnya, publik terkejut dengan adanya pemberitaan satu unit pesawat JT 610 jenis type B737-8 hilang kontak setelah take off dari Bandara Cengkareng Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang.
Saat itu pesawat akan berangkat dari Bandara IB Lion Air sekitar Pukul 06.20 WIB. Kemudian sepuluh menit kemudian tepatnya pukul 06.30 sinyal pesawat penumpang Jakarta-Pangkal Pinang tersebut hilang kontak. Namun, keberadaan pesawat sempat muncul. Barulah sekitar pukul 07.10 WIB secara resmi pesawat JT-610 dinyatakan hilang kontak.
Dari data otoritas Bandara Soetta terekam posisi pesawat Lion Air berada di titik koordinat pesawat yang jatuh, berada pada titik koordinat 05º 49.727 S – 107º 07.460 E (heading 40º timur laut). Jika ditelusuri secara manual di titik koordinat tersebut berada pada lokasi Karawang, Jawa Barat. Kemudian, personel gabungan diterjunkan melakukan penyisiran lokasi, sampai akhirnya berhasil menemukan serpihan pesawat.