close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban tsunami yang ditemukan di hutan bakau di kawasan wistata Tanjung Lesung, Banten, Selasa (25/12)./AntaraFoto
icon caption
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban tsunami yang ditemukan di hutan bakau di kawasan wistata Tanjung Lesung, Banten, Selasa (25/12)./AntaraFoto
Nasional
Kamis, 03 Januari 2019 16:30

Lima korban tsunami tidak dikenal akan dimakamkan

Pemakaman secara massal, akan dilakukan besok, Jumat (4/1)
swipe

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri akan memakamkan secara massal lima korban tsunami Banten yang belum teridentifikasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang.

Pemakaman secara massal, akan dilakukan besok, Jumat (4/1). Sebelum dimakamkan, seluruh data Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) korban akan disimpan, untuk memudahkan pencarian jika dikemudian hari, ada keluarga korban yang mencari. 

"Akan dimakamkan besok, tapi nanti jika ada yang mencari, kita tetap memiliki sampel DNA nya, jadi bisa di test apakah yang bersangkutan keluarganya atau bukan," kata Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian usai menghadiri doa bersama korban tsunami Selat Sunda, di Masjid Caringin, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (03/01).

Kapolri menyampaikan 100 lebih jenazah korban meninggal di wilayah Lampung Selatan mudah diidentifikasi karena mayoritas warga setempat. Sedangkan 400 lebih korban meninggal di pesisir Banten di dominasi wisatawan. Hal itu menyulitkan proses identifikasi. Khususnya mengumpulkan data korban dan proses pengembalian jenazah ke pihak keluarga.

"Semua korban di Lampung sudah terindentifikasi, karena mereka adalah warga setempat dan meninggal dunianya di dekat rumah itu. Sehingga keluarganya bisa tahu, kemudian mengambil dan dimakamkan," terangnya.

Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang alat pemantau ketinggian air atau sensor water level untuk memantau ketinggian air di Pulau Sebesi yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

"Alat ini telah dipasang di pulau dekat gunung anak Krakatau tersebut untuk memantau ketinggian air sekaligus sebagai data dalam menentukan peringatan dini bila terjadi tsunami di selat Sunda karena gempa tektonik maupun vulkanik," kata Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG, Widada Sulistya yang dihubungi di Jakarta, Kamis.

Alat tersebut dipasang di dermaga Pulau Sebesi Lampung Selatan serta di wilayah Labuhan Banten, tepatnya di PLTU Labuhan, Banten. Widada menjelaskan, alat tersebut mengunakan sensor berupa tipe Ultrasonic yang menghitung seberapa kecepatan dari objek yang di lepaskan (berupa sinyal frekuensi) yang bersifat stasioner untuk mengukur ketinggian permukaan air laut.

Data perekaman dari sensor water level akan dikirimkan langsung ke server BMKG, dan update setiap satu menit sekali untuk mengetahui ketinggian air permukaan laut di wilayah tersebut. Pemasangan sensor ini, digunakan pada AWS di 24 Stasiun meteorologi Maritim BMKG yang tersebar di Indonesia untuk mengukur ketinggian air di daerah sekitar pelabuhan.

Widada menyatakan, dari lokasi pengamatan akan didapat data/nilai yang akan otomatis dikirim ke BMKG, server lalu akan diolah menjadi produk dalam bentuk grafik. Dari sinilah, terlihat jenis gelombang, apakah gelombang pasang surut apa gelombang yang lain. Ia mengemukakan, grafik akan terlihat berbeda ketika menggambarkan gelombang pasang surut dengan tsunami karena gelombang tsunami akan terlihat lebih signifikan di bandingkan gelombang pasang surut biasa.

Ada beberapa syarat untuk memasang sensor water level, yaitu harus bisa menentukan batas minimal yang dapat di deteksi oleh sensor dalam kondisi air yang tidak boleh kering. Untuk pemasangan alat di Lampung dan Banten disiapkan setelah terjadinya tsunami di Banten yang diakibatkan oleh aktivitas gunung Krakatau. Hingga saat ini BMKG memiliki 26 alat sensor water level yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. (ant)

img
Khaerul Anwar
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan