Tergelincirnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 714, menyebabkan runway (landasan pacu) Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat ditutup. Tiga penerbangan terdampak akibat insiden ini.
Executive General Manager Bandara Supadio Jan Mukhtar Rita mengatakan, penutupan dilakukan karena pesawat rute Jakarta-Pontianak itu keluar landasan pacu (overrun) saat mendarat. Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 13.50 WIB.
"Pesawat mendarat dengan mengalami overrun dan membuat runway tidak dapat digunakan atau dalam kondisi block runway pada pukul 15.15 WIB," kata Jan dalam keterangannya, Sabtu (16/2).
Saat mendarat, cuaca di bandara dalam keadaan hujan deras.
Tiga penerbangan terdampak peristiwa ini. Dua pesawat yang hendak mendarat harus kembali ke bandara asal (return to base) akibat landasan pacu terhalang. Dua pesawat tersebut adalah Citilink nomor penerbangan QG-415 dan Garuda Indonesia GA-154.
Selain itu, satu pesawat yang hendak lepas landas, harus kembali ke tempat parkir pesawat (return to apron), yaitu pesawat NAM Air IN-156.
"Saat ini kami tengah berupaya memindahkan pesawat tersebut, agar runway dapat kembali digunakan malam ini untuk penerbangan dari dan ke Supadio, Pontianak," kata Jan.
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan pesawat telah menjalani pengecekan awal (pre-flight check) dan dinyatakan laik terbang (safe to flight) sebelum digunakan.
Pesawat Boeing 737-800NG registrasi PK-LPS itu membawa tujuh kru dengan 180 penumpang dewasa dan dua bayi. Seluruh penumpang dinyatakan selamat.
"Seluruh penumpang dan kru sudah dievakuasi dengan keadaan selamat. Saat ini sudah berada di ruang terminal bandar udara untuk mendapatkan layanan terbaik," kata Danang.