Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah belum ada rencana untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM).
Menurutnya jika dalam perjalanannya terjadi peningkatan kasus yang luar biasa, baru akan diambil keputusan tersendiri. Sehingga sejauh ini PTM masih berjalan seperti biasa.
"Pembelajaran tatap muka masih tetap dilaksanakan. Kalau ada hal-hal yang luar biasa akan diambil keputusan tersendiri. Jadi kita tidak ada rencana menghentikan sekolah tatap muka," paparnya dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM, Senin (24/1).
Luhut mengatakan, meski kasus Covid meningkat pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron. Jumlah kasus konformasi dan aktif harian, kata Luhut, masih lebih rendah dari 90% jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta.
"Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain," ungkap Luhut.
Dia menjelaskan, saat ini posisi Bed Occupancy Ratio (BOR) di Jawa-Bali jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian delta. Sehingga, memberikan ruang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60%.
"Kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa Bali selama 14 hari terakhir juga masih pada tingkat yang cukup rendah," jelasnya.
Meski demikian, Luhut menyebut pemerintah tetap waspada. Khususnya angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. Berkaca dari trayektori kasus di Afrika Selatan, pemerintah memperkirakan kasus akan terus meningkat.
"Namun satu hal yang kami temukan, tingkat kematian aktual di DKI lebih rendah dari proyeksi yang kami lakukan dengan menggunakan trayektori Afrika Selatan," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, yang menjadi pembeda adalah tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dari Afrika Selatan. Oleh karena itu tingkat vaksinasi umum dan lansia di Jawa-Bali terus ditingkatkan.