close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi pengangguran. Alinea.id/Firgie Saputra.
icon caption
Ilustrasi pengangguran. Alinea.id/Firgie Saputra.
Nasional
Jumat, 31 Maret 2023 15:14

Lembaga Demografi FEB UI: Lulusan vokasi sumbang 22% dari total pengangguran

Jumlah dan tingkat pengangguran terbuka lulusan vokasi yang paling tinggi merupakan lulusan SMK.
swipe

Peneliti Lembaga Demografi FEB UI Dwini Handayani, memaparkan kondisi pendidikan dan pekerjaan di Indonesia. Antara lain adalah kesesuaian potensi permintaan dan ketersediaan lulusan, sumber daya manusia, kurikulum, prasarana, dan kualitas lulusan.

Menurut dia, berdasarkan olahan data Sakernas 2022, jumlah pengangguran terbuka lulusan vokasi di 2022 adalah sebesar 1,8 juta atau 22% dari total pengangguran yang mana merupakan angka yang terbilang besar. Lebih lanjut, jumlah dan tingkat pengangguran terbuka lulusan vokasi yang paling tinggi merupakan lulusan SMK.

Dwini Handayani juga menyampaikan beberapa strategi kebijakan dalam pemenuhan permintaan tenaga kerja. Yang pertama adalah pelatihan tenaga kerja yang responsif dan adaptif, sesuai dengan permintaan pasar, dan kebutuhan yang heterogen (secara umur, gender, potensi wilayah, dan jabatan pekerjaan) menggunakan modul yang menitikberatkan pada praktik dan magang serta adanya evaluasi secara berkala sesuai permintaan pasar.

"Kedua adalah mendorong penciptaan lapangan pekerjaan berkelanjutan dengan melakukan tracer study dan memperbaiki database lulusan, meningkatkan pendidikan, dan pelatihan keterampilan (lebih dari satu jenis pelatihan), mengembangkan sistem informasi pasar tenaga kerja, dan menguatkan sistem perlindungan sosial," papar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/3).

Sementara peneliti LD FEB UI Ratna Indrayanti menambahkan, jumlah pengangguran lulusan SMK tertinggi adalah bidang keahlian teknologi dan rekayasa serta bisnis manajemen. Sedangkan yang terendah pada bidang keahlian energi dan pertambangan serta seni dan industri kreatif.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa memiliki pengalaman lebih dari satu jenis pelatihan dapat memudahkan untuk masuk ke dalam pasar kerja. Sayangnya, angkatan kerja yang mengikuti pelatihan dalam setahun terakhir masih sangat minim. 

Menanggapi itu, Perencana Ahli Utama Kedeputian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Muhammad Iqbal Abbas, memaparkan mengenai "Peta Okupasi Nasional" sebagai upaya penciptaan link and match.

Peta Okupasi Nasional merupakan peta kebutuhan okupasi riil IDUKA (Industri dan dunia kerja) pada suatu area fungsi yang berisi definisi dan diintegrasikan ke dalam kerangka kualifikasi yang dapat menjadi acuan dalam perencanaan dan pengembangan standardisasi.

"Bagi tenaga kerja, siswa dan peserta pelatihan, peta ini dapat membantu untuk pengembangan profesinya; bagi lembaga pendidikan dan pelatihan, peta ini mendukung pengembangan kurikulum dan profil lulusan pendidikan dan pelatihan; bagi lembaga sertifikasi profesi, peta ini mendukung pengembangan perencanaan dan pengembangan asesmen; bagi otoritas sertifikasi (BNSP), peta ini mendukung pengembangan skema sertifikasi secara nasional; dan bagi industri dan dunia kerja, peta ini mendukung rekrutmen berbasis kompetensi dan pengembangan karir profesional SDM," papar dia.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan