Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengatakan, pembuktikan kebenaran chat dukungan polisi terhadap peserta Pilpres 2019 nomor urut 01, sulit dibuktikan. Karena itu, Mafindo belum memastikan apakah percakapan dalam aplikasi WhatsApp berisi dukungan yang beredar di media sosial, merupakan fakta atau hoaks.
"Kami belum mengetahui itu hoaks atau bukan, karena belum ada yang melaporkan. Pun pembuktiannya akan sangat sulit, karena screenshot (tangkapan layar) WA asli dan rekayasa bisa sangat mirip," kata Septiaji Eko Nugroho kepada reporter Alinea.id, Senin (1/4).
Pria yang kerap disapa Aji ini menjelaskan, kasus ini mirip dengan beredarnya tangkapan layar percakapan yang diduga dilakukan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab dengan Firza Husein. Aji mengaku, pihaknya juga tidak bisa memastikan kebenaran tangkapan layar dalam kasus tersebut.
"Seperti ketika dulu muncul screenshot WA yang diduga antara Habib Rizieq dan Firza, kami tidak bisa membuat kesimpulan," ucapnya.
Sebagai organisasi yang memantau peredaran hoaks, Aji menjelaskan, Mafindo punya banyak cara untuk melakukan verifikasi terhadap sebuah informasi. Mafindo akan memastikan apakah informasi yang beredar adalah sebuah fakta atau hoaks.
Hanya saja, kata Aji, pembuktian terhadap percakapan WhatsApp sulit dibuktikan.
"Ada banyak cara untuk melakukan verifikasi informasi terkait hoaks, baik itu foto editan, video yang dimanipulasi, ataupun narasi yang tidak sesuai dengan foto/video. Namun untuk screenshot WA, memang tidak ada cara pasti selain melakukan audit forensik digital, dan ini diluar kemampuan kami," katanya menuturkan.
Tangkapan layar percakapan yang diduga dilakukan sejumlah anggota polisi, sempat beredar di media sosial. Percakapan yang dilakukan di dalam grup WhatsApp "Pilpres 2019", berisi pengarahan agar para kapolsek menggalang dukungan agar masyarakat memilih Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Nama Kapolres Bima AKBP Erwin Ardiansyah tampak dalam tangkapan layar tersebut. Ia memerintahkan kapolsek di jajarannya untuk membuat baliho dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf.
Erwin memasang target kemenangan 60% pada para kapolsek. Jika wilayahnya kalah, kapolsek tersebut akan mendapat evaluasi dari kapolda.