Massa aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dari aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) merobohkan pagar kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat. Pagar kawat tersebut dipasang petugas untuk pengamanan aksi di kawasan Patung Kuda Arjuna.
Pantauan Alinea.id, massa aksi tiba di Jalan Medan Merdeka Barat sekitar pukul 13.10 WIB. Saat orator di mobil komando tengah menyampaikan orasi, massa di barisan depan sekitar pukul 13.30 WIB menggeser lapisan pertama pagar kawat. Selain itu, mereka juga menggulingkan satu per satu pembatas batu yang dipasang sebagai penyekat.
"Kami bukan ingin merusak fasilitas, tapi ini bentuk apresiasi kita terhadap ketidakadilan di negeri ini. Sepakat kawan-kawan?" seru salah seorang orator di mobil komando, diiringi teriakan sepakat dari massa aksi.
Petugas yang bersiaga di lokasi lantas memasang rantai bergembok untuk mengunci lapisan kedua pagar kawat berduri. Namun, massa menginjak pagar dari bagian tengah, sehingga petugas kemudian merapatkan barisan.
Di belakang barisan petugas, water barrier disiagakan beserta sejumlah kendaraan pengamanan.
Sekitar pukul 14.32 WIB, barisan terdepan massa menumbangkan barikade batu terakhir yang menjadi pembatas dengan petugas. Massa terus mendesak untuk bertemu dengan pihak Istana.
"Kami memerlukan Bapak Joko Widodo. Kalau memang nggak ada, ada wakilnya!" ujar orator dari mobil komando.
Sementara, petugas dari pengeras suara menyampaikan agar massa tetap menjaga situasi tetap kondusif. Massa diingatkan untuk menyampaikan aspirasi dengan menjaga ketertiban bersama.
"Tidak anarkis, tidak melakukan pengerusakan. Yakinlah bahwa kehadiran kami di sini dalam rangka memberikan keamanan, jadi kita tunjukkan bahwa kita sama-sama punya kepentingan untuk menjaga supaya situasi tetap aman," ujar petugas.
Tak lama setelah menumbangkan pembatas batu terakhir, massa berusaha bergerak maju. Akibatnya, massa dan petugas terlibat aksi saling dorong.
Barisan petugas menahan gerakan massa dengan badan. Aksi dorong berlangsung beberapa saat hingga situasi kembali terkendali.
Sebelumnya diberitakan, aksi ini merupakan tindak lanjut dari ultimatum kepada pemerintah terhadap aksi BEM SI pada Kamis (8/9). BEM SI memberikan ultimatum kepada pihak pemerintah selama 7x24 jam untuk memenuhi tuntutan tersebut.
"Sayangnya presiden beserta pihak pemerintah tidak menemui massa aksi sehingga tuntutan tidak tersampaikan dengan baik. Menindaklanjuti ultimatum tersebut dan memperjuangkan tuntutan rakyat, Aliansi BEM SI akan kembali turun aksi," kata Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Muhammad Yuza Augusti dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (15/9).
Ada tiga poin tuntutan yang disampaikan aliansi BEM SI, yakni menuntut dan mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan BBM. Kemudian, menuntut dan mendesak pemerintah menunda proyek strategis nasional yang tidak berdampak langsung kepada masyarakat dan mengalihkan anggaran ke subsidi BBM.
"Menuntut dan mendesak pemerintah untuk menerapkan regulasi pemakaian BBM bersubsidi secara tegas," ujar Yuza.