Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, mengungkapkan tidak ada data rahasia negara yang bocor akibat ulah hacker Bjorka. Aksi peretas tersebut menjadi sorotan lantaran mengklaim telah membobol ribuan surat-surat penting yang dikirimkan kepada Presiden Joko Widodo.
Bjorka bahkan juga mempublikasikan informasi yang diduga merupaka data-data pribadi milik sejumlah pejabat publik. Mulai dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G.Plate, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Ketua DPR RI Puan Maharani.
"Ini ndak ada (yang bocor). Ini data-data yang sifatnya umum, sebenarnya perihal surat ini, perihal surat itu, isinya sampai detik ini belum ada yang dibobol," kata Mahfud dalam keterangan pers, Rabu (14/9).
Diungkapkan Mahfud, tidak ada motif jelas dari aksi pembobolan data tersebut. Mahfud menyebut motif tersebut sebagai motif gado-gado, yakni seperti motif politik, motif ekonomi, motif jual beli, dan sebagainya.
"Motif-motif kayak gitu gitu sebenarnya tidak ada yang terlalu membahayakan," ujarnya.
Mahfud bahkan menyatakan, hacker Bjorka tidak memiliki kemampuan untuk meretas data. Dikatakan Mahfud, Bjorka dinilai hanya ingin memberitahu agar Indonesia lebih berhati-hati terkait pembobolan data di lingkup siber.
"Kalau dari hasil kesimpulan tadi, apa yang disebut Bjorka ini sebenarnya tidak punya keahlian atau kemampuan membobol yang sungguh-sungguh. Menurut persepsi baik kita, ingin memberitahu bahwa kita harus hati-hati, kita bisa dibobol dan sebagainya," ucap Mahfud.
Mahfud mengatakan, pihaknya terus melakukan penyelidikan lebih lanjut soal sosok di balik Bjorka. Disebutkan Mahfud, BIN dan Polri telah berhasil mengidentifikasi gambaran pelaku peretasan tersebut.
Namun, Mahfud mengaku masih belum dapat mengungkapkan secara detail gambaran yang sudah diperoleh tersebut.
"Sampai sekarang ini memang gambaran-gambaran pelakunya sudah teridentifikasi dengan baik oleh BIN dan Polri, tetapi belum bisa diumumkan. Gambaran-gambaran siapa dan di mananya itu, kita sudah punya alat untuk melacak itu semua," ujar dia.