Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD membongkar dugaan praktik makelar jabatan oleh Romahurmuzy di Kementerian Agama.
Mahfud menguraikan dugaan praktik jual beli jabatan yang dilakukan di Kementerian Agama telah diketahuinya sejak tahun lalu. Sehingga, dia sempat mengatakan pada medio 2018 terkait hal itu.
"Saya plesetkan namanya, biar tidak merasa. Hey mas Romly, anda punya kasus di KPK, anda jangan main-main," kata dia saat diwawancara oleh stasiun televisi TV One, Jumat (15/3).
Dia kemudian menceritakan kejadian pada pertengahan Agustus 2018 silam. Setelah Mahfud batal menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzy menyindir bahwa sejak awal memang Ma'ruf Amin yang akan menjadi cawapres.
Pernyataan itu kemudian berbalas dari Mahfud MD dengan mengingatkan Romahurmuzy. Setelah pengumuman cawapres Jokowi, Mahfud secara langsung di stasiun televisi yang sama, mengungkapkan sindiran kepada Romahurmuzy alias Romy.
Dua hari kemudian, petinggi PPP Suharso Monoarfa mengajak Mahfud untuk bertemu Romy di sebuah hotel di Jakarta Selatan. Tepatnya di Hotel Dharmawangsa, Romy bertanya langsung terkait pernyataan Mahfud tersebut.
"Sejauh mengenai KPK itu bukan saya melapor, tapi saya baca di KPK. Saya tahunya ada penjejakan Romy itu dari KPK," jawab Mahfud.
Pertemuan yang dilakukan sekitar pukul 23.00 WIB itu juga dihadiri oleh beberapa pejabat partai berlambang Kakbah itu. Dia mengaku telah melaporkan pihak-pihak yang ada di dalam daftar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu kepada sejumlah pejabat.
Menurut dia, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin tidak berdaya menghadapi kekuatan dari orang-orang partai politik untuk menentukan jabatan di Kemenag. Penentuan jabatan-jabatan di Kemenag, menurut Mahfud, terbilang tak wajar.
"Ada tangan lain yang menentukan, bukan Menag, (tetapi) politik. Nanti KPK yang akan menjelaskan. Ini kasusnya berantai, ada banyak," urainya.
Menurut dia, pengungkapan kasus ini hanya permasalahan waktu. Dia juga meminta, termasuk kepada Presiden Jokowi, agar kasus-kasus ini segera ditertibkan.
"Menag kita ini orangnya sangat bersih, tapi secara politik tidak bisa independen, secara parpol. KPK sudah ada bukti, nanti kita lihat," tegasnya.
KPK menyatakan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan di Jawa Timur (Jatim), Jumat (15/3) siang, terkait pengisian jabatan di Kementerian Agama (Kemenag). Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy merupakan salah satu orang yang ditangkap KPK dalam OTT ini.
"Dari identifikasi yang sudah kami lakukan, diduga terkait dengan pengisian jabatan di Kementerian Agama, baik di pusat ataupun di daerah," kata juru bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK Jakarta, Jumat (15/3).
Penyidik menangkap total lima orang dalam operasi senyap ini. Anggota Komisi XI DPR RI Romahurmuziy merupakan salah satu yang ditangkap. Selain itu, dua orang anggota DPR lain yang ditangkap, satu orang pejabat Kemenag, dan sisanya dari unsur swasta.