Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD angkat suara terkait surat Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), soal tidak lazimnya kampanye Prabowo-Sandi di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Mahfud mengaku sepakat dengan isi surat SBY karena telah membacanya sendiri. Apalagi SBY memiliki pengalaman memimpin Indonesia, sehingga kecintaan terhadap bangsa tidak diragukan lagi.
"Ini sebuah nasehat yang harus didengarkan oleh semua pihak. Dan perlu diperhatikan dari nasihat orang yang banyak pengalaman di Indonesia. Kecintaan kepada negara ini tidak diragukan karena dia pernah menjadi presiden," tegas Mahfud ketika memberi keterangan pers, jelang acara Ngaji Kebangsaan di Surabaya, Minggu (7/4).
Pakar Hukum Tata Negara itu, menyebut dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi memang sepertinya ada sekelompok golongan yang tidak inklusif, sama yang disampaikan SBY lewat sepucuk surat.
"Inklusif itu tidak menfokuskan diri pada upaya menggalang ikatan satu primordial. Seperti salat subuh bersama," paparnya.
Mungkin SBY menilai salat subuh lalu tahajud bersama terlalu eksklusif. Namun nasehat seorang mantan presiden itu harus didengar.
"Lalu bagaimana yang tidak tahajudan dan tidak subuhan?" tanya Mahfud
Untuk diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sempat menyurati tiga petinggi Partai Demokrat yakni, Ketua Wanhor PD Amir Syamsuddin, Waketum PD Syarief Hasan dan Sekjen PD Hinca Panjaitan.
Surat tersebut berisi pesan yang mengkritik kampanye akbar capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang dianggap mengandung ketidaklaziman.