close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Nasional
Rabu, 09 Desember 2020 07:56

Mahfud MD minta umat Islam tak terjebak ekstremisme atau liberalisme

Perlunya penerapan moderasi Islam (wasathiyah Islam) untuk kalangan kaum muslimin di seluruh dunia.
swipe

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD bertemu Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rabithah Alam Islami atau World Moslem Leage (WML), Abdul Karim al-Issa di Riyadh, Saudi Arabia, pada Selasa (8/12).

Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam tersebut, kata Mahfud, Syech Abdul Karim al-Issa sepakat perlunya penerapan moderasi Islam (wasathiyah Islam) untuk kalangan kaum muslimin di seluruh dunia. Karena umat manusia di dunia memiliki agama dan keyakinan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan inklusivisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia meminta kaum muslimin di seluruh dunia tidak terjebak dalam sikap ekstremisme-radikal atau liberalisme, tetapi justru harus menjadi agen perdamaian dengan menggaungkan Islam jalan tengah itu. Menurut Mahfud, konsep wasathiyah Islam sangat cocok untuk umat Islam di Indonesia. Sebab, warga negara di Indonesia menganut berbagai agama dan keyakinan.

“Indonesia adalah laboratorium pluralisme dan toleransi yang paling efektif di dunia karena merupakan negara dengan pendududuk muslim terbesar di dunia dan dengan berbagai agama dan madzhab keagamaan yang sangat lengkap. Semua bisa hidup berdampingan,” ujar Mahfud dalam keterangan tertulis, Rabu (9/12).

Sementara itu, Sekjen Rabithah Alam Islami, Abdul Karim al-Issa menyatakan kebanggaannya kepada umat Islam di Indonesia karena pengarusutamaannya pada wasathiyah Islam.

“Beberapa waktu yang lalu, saya berkunjung ke Indonesia, meresmikan Museum Sejarah Nabi Muhammad dan berceramah di berbagai tempat. Kaum muslimin di sana benar-benar mencerminkan kesadaran bahwa manusia itu diciptakan berbeda-beda, tetapi derajatnya sama dalam kehidupan bersama. Kaum muslimin Indonesia mengikuti Piagam Madinah yang dulu dibuat sendiri oleh Nabi Muhammad,” ucapnya.

Sebelumnya, Senin (7/12), Mahfud bertemu dengan pimpinan Etidal, Syech Mansur Alshammari. "Senin 7 Desember 2020, saya bertemu dengan pimpinan Etidal Mansour Alshammari di Riyadh, Arab Saudi. Etidal adalah lembaga yang didirikan oleh Raja Salman untuk melawan radikal-terorisme dengan mengembangkan wawasan moderasi Islam," tulis Mahfud, seperti dikutip dari unggahan akun twitter @mohmahfudmd pada Selasa (8/12).

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan