Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut, tantangan penanggulangan terorisme di Indonesia akan semakin sulit. Utamanya, di tengah perkembangan teknologi yang semakin masif. Hal ini disampaikan Mahfud saat memberikan pidato kunci dalam Workshop Reformasi Birokrasi BNPT di kawasan Jakarta Pusat, Senin (30/1).
"Seiring dengan dinamika global dan perkembangan teknologi informasi yang cepat, maka tantangan ke depan bagi BNPT dalam penanggulangan terorisme tentu akan semakin besar dan sulit," kata Mahfud dalam sambutannya.
Dengan perkembangan teknologi, penyebarluasan paham terorisme saat ini lebih masif dilakukan melalui media sosial. Hal ini, kata Mahfud, menjadi poin penting yang harus diwaspadai.
Terlebih, imbuh Mahfud, masih terdapat konten-konten di media sosial yang menyebarkan paham-paham radikalisme, seperti khilafah hingga penyebaran antidemokrasi.
"Penyebaran terorisme saat ini hampir seluruhnya dilakukan dengan memanfaatkan media internet, media sosial. Propaganda kelompok radikal, terorisme, yang disebarkan hingga sekarang masih eksis, yaitu konten mengenai daulah, khilafah, penyebaran paham i'dad, ajakan untuk berjihad, dan penyebaran antidemokrasi," ujarnya.
Selain itu, Mahfud juga menyoroti soal pergerakan jaringan terorisme yang memanfaatkan perkembangan teknologi. Misalnya, aliran dana untuk pembelian senjata maupun bahan peledak untuk kepentingan tindak terorisme.
Mahfud meminta BNPT bersikap cermat dalam menindaklanjuti kasus-kasus tindak pidana terorisme, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi.
"Oleh sebab itu, hukumnya juga harus ketata, tetapi jangan sampai sewenang-wenang. Nanti orang beneran mau beli barang, malah ditangkap, dananya diblokir karena namanya sama," tutur Mahfud.
Kendati demikian, Mahfud mengapresiasi kinerja BNPT dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme. Sebab, dalam dua sampai tiga tahun terakhir, kasus terorisme sudah jauh lebih berkurang dibandingkan sebelumnya.
"Kami rasakan dalam 2-3 tahun ini, terorisme masih muncul di sana sini, tetapi sudah jauh berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang agak brutal. Ini dapat diartikan bahwa BNPT telah berhasil membersihkan dan memberi rasa aman kepada masyarakat Indonesia untuk hidup tenang, aman, dan nyaman," ucap dia.
Menurut Mahfud, keberhasilan BNPT ini berimplikasi pada terciptanya rasa aman di masyarakat. Selain itu, BNPT dinilai mampu menciptakan stabilitas keamanan dan mewujudkan ketertiban nasional, yang dapat berimplikasi pada minat para investor untuk menanamkan investasi di Tanah Air.
"Keberhasilan BNPT dalam menciptakan rasa aman dari terorisme bisa meningkatkan dunia internasional yang mampu memberikan jaminan keamanan, khususnya terorisme, sehingga dapat mendorong masyarakat internasional untuk berinvestasi," tutur Mahfud.