Mantan amir Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) Haris Amir Falah menganggap, modus penggalangan dana gerakan terorisme melalui kotak amal yayasan, hanya salah satu cara gerakan radikalisme dalam mencari uang. Modus pencarian dana gerakan radikalisme dinilai sudah bermutasi dengan cara melalui gerakan yayasan.
"Saya ketika melihat kotak amal yang terbongkar tidak kaget, dan ini bukan sebuah rekayasa," ujar Haris, dalam webinar Alinea Forum bertajuk "Membajak Kedermawanan Rakyat Eksistensi Kelompok Teror dan Penggalangan Dana," Senin (28/12).
Salah satu contohnya seperti Yayasan Pendidikan Pesantren Al Zaitun besutan Abu Maarik alias Abu Toto alias Syamsul Alam alias Abdus Salam alias Panji Gumilang, yang juga dikenal pemimpina NII KW9.
"Itu NII KW9 Totom Abdulsalam membuat bukan puluhan ribu. Bahkan ratusan ribu kotak amal yang dia buat. Kemudian ratusan yayasan juga dia buat, yang disebarkan di seluruh Indonesia. Kemudian mereka mencari dana sampai kemudian mereka mempunyai istana di Indramayu," papar Haris.
Haris lantas menyebut salah satu yayasan, yakni Yayasan Patih Nusantara yang berkedok lembaga donor dan diduga sebagai wadah untuk menggalang dana guna membantu gerakan terorisme. Bahkan, yayasan tersebut sudah tersebar hingga pelosok negeri.
"Patih Nusantara ini sekarang bergerak di bidang pendidikan, kemudian juga di pendanaan. Bisa masuk ke daerah-daerah terpencil, kemudian mereka bina. Mereja baiat satu kampung itu dan mereka buatkan masjid. Itu semua covernya atas nama (yayasan) itu," terang Haris.
Dari penelusuran Alinea.id di Instagram, terdapat akun yang diduga Yayasan Patih Nusantara. Akun yang memiliki id @ypnrpeduli, memiliki 29 pengikut dan 48 mengikuti.
Akun tersebut kerap mengeposkan tawaran program bantuan sosial. Teranyar, bantuan yang ditawarkan, yakni bantuan paket sembako. Dalam program bantuan yang ditawarkan, Yayasan Patih Nusantara Raya mematok harga Rp125.000 kepada para donatur.
Tidak tercantum jelas target penerima bantuan dan jenis sembako yang ditawarkan dalam program tersebut. Program bantuan yang diposting pada 10 April 2020 itu, mendapat lima akun yang menyukainya.
"Jadi jangankan membikin kotak amal, merampok saja sudah halal. Apalagi kotak amal. Jadi ini suatu hal yang biasa," tutur Haris.
Menanggapi informasi itu, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris memastikan, akan menelaah kabar tersebut.
"(Informasi) itu kami bawa nanti ke pertemuan pimpinan, bahwasanya bukan hanya sebatas kotak amal yang kita lihat, tetapi yang lebih berbahaya lagi ialah CSR yang disampaikan tadi," ujar Irfan.
Dia merasa heran dengan adanya kabar tersebut. Terlebih, kegiatan CSR yang dilakukan BUMN dirasa cukup mumpuni dalam membantu kegiatan masyarakat. Bantuan CSR dari BUMN pun kerap disarankan BNPT agar menjangkau daerah.
"Kami ada MoU dengan BUMN untuk berdayakan dan tingkatkan CSR," tuturnya.