close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Awan Panas Guguran Gunung Semeru. Foto Instagram @khofifah.ip
icon caption
Awan Panas Guguran Gunung Semeru. Foto Instagram @khofifah.ip
Nasional
Minggu, 12 Desember 2021 22:57

Kepala PVMBG: Masih ada potensi terjadinya awan panas guguran di Semeru

Namun diperkirakan intensitas dan jarak luncur relatif kecil apabila dibandingkan dengan awan panas guguran (APG) Sabtu (4/12).
swipe

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali melaporkan kondisi terkini Gunung Semeru pascaerupsi 4 Desember 2021.

Hingga Minggu (12/12) pukul 12.00 WIB, teramati aktivitas hembusan asap putih tebal dari Kawah Jonggring Seloko, dengan tinggi 500-1.000 meter di atas puncak. Selain itu, pada malam hari teramati api diam dan sinar api di kawah serta ujung lidah lava yang berjarak sekitar 1400 m dari kawah, yang berasosiasi dengan material lava yang bersuhu tinggi.

"Teramati juga guguran lava mencapai jarak luncur 200 meter dari ujung lidah lava. Sementara, pemantauan kegempaan menunjukkan dominasi gempa-gempa permukaan, yakni 14 kali kejadian gempa letusan, 3 kali kejadian gempa guguran dan 11 kali kejadian gempa hembusan. Terekam juga getaran tremor menerus dengan amplitudo maksimum 4-9 mm yang berkaitan dengan aktivitas hembusan," tutur Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani, pada Konferensi Pers secara virtual, Minggu (12/12).

Andiani pun menjelaskan, masih ada potensi terjadinya Awan Panas Guguran (APG), seiring dengan kejadian guguran yang masih teramati, namun diperkirakan intensitas dan jarak luncur relatif kecil apabila dibandingkan dengan APG Sabtu (4/12).

Potensi bahaya lain yang masih mengancam saat ini adalah aliran lahar akibat datangnya musim penghujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan.

"Di samping itu, potensi secondary explosion di sepanjang aliran sungai yang terlanda endapan APG pada 4 Desember 2021 juga masih ada, mengingat saat ini suhu endapan masih relatif tinggi dan jika terjadi kontak dengan air permukaan menyebabkan perubahan fasa air menjadi fasa uap bertekanan cukup tinggi," tambah Andiani.

Maka dari itu, Badan Geologi kembali mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi. Masyarakat, pengunjung, dan wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1 kilometer (km) dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. Masyarakat juga dilarang beraktivitas sepanjang alur sungai Besuk Kobokan yang saat ini sudah terisi endapan material yang masih bersuhu tinggi dan berpotensi terjadinya secondary explosion.

"Selain itu, kami harap masyarakat selalu mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkas Andiani.

 

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan