Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi.
Badan Geologi melaporkan, berdasarkan pengamatan hari ini (27/1) hingga pukul 12.00 WIB, terjadi gempa guguran sebanyak 17 kali dengan amplitudo 3-22 mm, berdurasi 24-116 detik di Merapi. Gempa guguran biasanya terjadi setelah erupsi. Penyebabnya adalah guguran lava, yang terjadi pada sistem pembentukan lava. Gempa guguran ini, yaitu gerakan yang terekam pada seismogram akibat jatuhnya fragmen lava ke bagian bawah akibat gravitasi bumi.
Pada periode yang sama, Badan Geologi juga mencatat terjadinya gempa hembusan sebanyak dua kali, dengan amplitudo 2-3 mm, dan berdurasi 8-14 detik di Merapi. Gempa hembusan adalah sinyal yang lebih impulsif dan terkait dengan proses pelepasan gas (degassing).
"Cuaca di Gunung Merapi berawan, angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat daya," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/1)
Eko menjelaskan, potensi guguran lava dan awan panas itu meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Badan Geologi juga meminta masyarakat tetap waspada, tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya, dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Sejak 5 November 2020 aktivitas Gunung Merapi berada di tingkat siaga Level III. Kemudian sejak 4 Januari 2021 terjadi erupsi yang bersifat efusif.
Dia menyampaikan saat ini ada dua pusat erupsi. Di kubah lava tengah kawah dan di tebing puncak sektor barat daya (kubah lava barat daya). Menurutnya kedua kubah lava terus tumbuh dengan laju rata-rata masing-masing sebesar 5.000 m3/hari dan 10.000 m3/hari.
"Pada 20 Januari 2022, volume kubah tengah kawah terhitung sebesar 3.007.000 m3 dan kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 m3. Hasil analisis data drone dan kamera DSLR menunjukkan kondisi kedua kubah lava dan tebing-tebing puncak sekitarnya masih stabil," kata Eko.