PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) melaporkan penjualan kotor sebesar Rp2,4 triliun untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2022, atau 16% di atas periode yang sama 2021.
Penjualan yang kuat menghasilkan EBITDA sebesar Rp251 miliar pada kuartal I-2022 dibandingkan dengan Rp14 miliar pada kuartal I-2021, dan laba bersih sebesar Rp145 miliar pada kuartal I-2022 dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar Rp95 miliar pada kuartal I-2021. Perseroan memiliki kinerja kuartal I-2022 yang kuat meskipun kasus Omicron mencapai puncaknya pada Februari 2022.
Ekspansi gerai semakin cepat, dengan pembukaan Plaza Ambarrukmo Jogjakarta pada akhir Maret diikuti oleh Mal Taman Anggrek Jakarta pada pertengahan April, dengan konsep gerai baru dan hasil perdagangan yang melampaui harapan.
Penambahan kedua gerai baru ini menjadikan total gerai menjadi 140 gerai di 77 kota di seluruh Indonesia. Matahari berencana membuka minimal 10 gerai pada 2022. Pengembangan konsep format baru diterima dengan baik oleh pelanggan, dan perseroan juga telah menyelesaikan format gerai baru di Supermal Karawaci Tangerang.
Sementara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada 5 April 2022 telah menyetujui pembagian dividen final sebesar Rp250 per saham yang dibayarkan pada 28 April 2022, di samping dividen interim sebesar Rp100 per saham yang dibayarkan pada 2 Desember 2021.
Dengan visibilitas pemulihan yang lebih jelas dan neraca dan arus kas yang kuat, manajemen perseroan merekomendasikan pembayaran dividen sebesar Rp500/saham untuk 2022 (dibagikan dalam dua interim Rp125/saham dan final Rp250/saham), yang akan menjadi yang tertinggi dalam sejarah perseroan.
Matahari berencana melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 6 Juni 2022, untuk meminta persetujuan pembatalan saham treasuri dan mendapatkan mandat program pembelian kembali saham
berjangka lebih panjang untuk periode 6 Juni 2022-5 Desember 2023. Selain itu, perseroan juga merencanakan untuk memperbarui pembelian kembali saham yang saat ini berlangsung menjadi berakhir pada 3 Juni 2022.
Wakil Presiden Direktur dan CEO Matahari Terry O'Connor mengatakan, perseroan memiliki kinerja yang kuat pada kuartal I-2022, meskipun varian Omicron memuncak pada Februari. Normalisasi jam operasional ritel dan penghapusan sebagian besar pembatasan juga membantu kondisi perdagangan ke depan. Barang dagangan baru
dan praktik merchandising perseroan mendukung pencapaian produktivitas penjualan dan margin, dan momentum pemulihan yang kuat meningkatkan kemampuan untuk berinvestasi di gerai, teknologi, dan pemasaran untuk menciptakan siklus yang baik.
"Kami terus berfokus pada keunggulan operasional, eksekusi strategi, dan pengeluaran secara cermat untuk mendorong hasil yang unggul. Panduan perkiraan manajemen atas EBITDA saat ini adalah Rp2 triliun dan akan ditinjau kembali untuk dinaikkan selama periode komunikasi hasil kuartal II," papar dia, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/4).