Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, turut angkat bicara terkait kasus maraknya pembakaran kendaraan baik mobil atau pun motor yang terjadi di Jawa Tengah. Menurut Tjahjo, pelaku pembakaran disebutnya merupakan sebuah kelompok yang terorganisir tidak bertanggung jawab.
“Ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak jelas apa motivasinya, tetapi terorganisir. Bisa masuk kategori kelompok organisasi yang gelap. Arahnya merusak suasana, ketenteraman dan ketertiban warga,” kata Tjahjo saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan pada Senin (11/2).
Meski belum terungkap oleh aparat kepolisian, Tjahjo meyakini, seluruh rangkaian teror pembakaran mobil dan motor yang terjadi di Jawa Tengah bakal segera terungkap, termasuk aktor di balik teror tersebut.
Sampai saat ini, pihaknya telah menerima informasi bahwa kepolisian telah bertindak cepat dalam menangani kasus ini. Seluruh Rukun Tetangga, Rukun Warga, Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Semarang telah dikumpulkan.
Mereka diminta untuk mewaspadai adanya serangan untuk mencegah terulangnya teror serupa. Karena itu, Tjahjo mengingatkan agar Siskamling dapat digerakkan kembali oleh masyarakat. Bahkan, ia menyarankan agar kegiatan siskamling dapat melibatkan unsur kepolisian dan Satpol PP.
"Beberapa waktu lalu saya sudah mengingatkan siskamling digerakkan dengan melibatkan kepolisian dan Satpol PP, karena teror ini munculnya sama sekali tak terduga. Siapa yang mengira coba, ngga ada dendam dengan yang punya motor kok di bakar," tutur Tjahjo.
Sebelumnya, Polisi mencatat terdapat 27 kejadian pembakaran di 4 daerah di Jawa Tengah. Rinciannya, terdiri atas 17 insiden di Kota Semarang, 8 di Kabupaten Kendal, 1 di Kabupaten Semarang, dan 1 di Kabupaten Grobogan. Secara keseluruhan, sudah ada 30 kendaraan yang dibakar yang terdiri atas 20 mobil dan 10 motor.