close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi anak mengalami stunting. Alinea.id/Oky Diaz
icon caption
Ilustrasi anak mengalami stunting. Alinea.id/Oky Diaz
Nasional
Kamis, 27 Januari 2022 07:33

Menko PMK akui penanganan stunting masih ruwet

NTT, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat menjadi wilayah stunting tertinggi. 
swipe

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, fokus penurunan stunting di Indonesia tidak hanya di daerah-daerah yang masih memiliki angka stunting tertinggi. Akan tetapi, pemerintah juga meminta daerah yang rendah angka stuntingnya untuk mengejar 0% stunting.

Jika semakin banyak daerah yang berhasil menurunkan angka stunting hingga di bawah 14%, kata dia, maka secara agregat Indonesia mampu mencapai target penurunan stunting pada 2024. Ia pun mengungkapkan, beberapa daerah yang masih memiliki angka stunting tertinggi, yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. 

“Fokus ke daerah yang tinggi stunting bagus, tetapi yang sudah berhasil ini harus dijadikan contoh. Saya optimis di 2024 untuk (Kabupaten) Madiun (Jawa Timur) ini (angka stunting) bisa di bawah 2 digit (di bawah 10 persen), syukur-syukur nol,” ujar Muhadjir dalam keterangannya, Kamis (27/1).

Menurutnya, penurunan stunting tidak bisa diintervensi hanya melalui satu sektor saja, melainkan harus komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Mulai dari pencegahan sejak masa remaja hingga pasca melahirkan terutama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

“Stunting ini ruwet. Masyarakat juga masih banyak yang keliru. Stunting itu dianggap kalau tingginya kurang, beratnya kurang, padahal bukan itu. Stunting itu masalahnya pertumbuhan otak. Saat hamil sebenarnya bisa dilacak apakah janin ini bisa potensi stunting atau tidak. Yang sudah pasti, kalau saat 1000 HPK-nya tidak berhasil, intervensi seperti apapun tidak akan bisa,” ucapnya.

Kabupaten Madiun, kata dia, menerapkan program Integrated Development Plan (Rencana Pengembangan Terintegrasi) dan memberikan vitamin tambah darah untuk mengantisipasi anemia pada remaja, Program tersebut sesuai dengan upaya pemerintah dalam penanganan stunting.

“Kalau menurut saya perlu ditambah menjadi Integrated Development and Sustainable Plan. Program yang terintegrasi, berkembang, dan berkelanjutan. Karena yang penting sekarang ini bagaimana menjamin kelanjutan program stunting. Kalau kita ingin jadi negara maju harus seminimal mungkin stunting atau bebas stunting,” tutur Muhadjir.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan