Penanganan dampak bencana pascagempa yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) siang terus diupayakan oleh berbagai pihak. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengungkapkan, upaya penanganan akan dilakukan secara paralel.
Hal ini disampaikan Muhadjir dalam keterangan pers usai melakukan rapat koordinasi lintas lembaga bersama BNPB, BMKG, serta Pemprov Jawa Barat di Cianjur, Selasa (22/11). Muhadjir menyebut, penanganan tanggap bencana dilakukan dengan mengutamakan korban baik korban meninggal dunia, korban selamat, maupun yang mengalami luka atau cedera baik ringan maupun berat.
"Pada saat yang bersamaan, nanti akan ada pendataan untuk menyiapkan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, terutama rumah-rumah yang terkena (dampak) baik itu mengalami kerusakan ringan, berat maupun fatal," kata Muhadjir.
Disampaikan Muhadjir, penanganan pascabencana dalam masa tanggap darurat akan dilakukan secepat mungkin guna meringankan beban atau kesulitan para korban terdampak.
Kemudian, setelah merampungkan penanganan pada korban, proses pendataan rumah milik warga yang terdampak maupun infrastruktur publik juga akan segera dilakukan. Sehingga, dapat langsung memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
Lebih lanjut, Muhadjir menyebut, prioritas penanganan saat ini yakni mengevakuasi korban yang diduga masih terjebak reruntuhan bangunan, melalui pembongkaran atau melakukan penggalian timbunan.
"Untuk prioritas yang sekarang akan kita lakukan yaitu membongkar atau menggali timbunan-timbunan, yang kemungkinan dalam timbunan ada korban, terutama korban (yang masih) hidup," ujarnya.
Diharapkan Muhadjir, proses penggalian timbunan dapat diselesaikan hari ini dengan kerja sama bersama Badan SAR Nasional (Basarnas). Dengan demikian, korban-korban yang terjebak di reruntuhan bangunan diharapkan masih dapat diselamatkan untuk segera diberikan penanganan.