Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, masih banyak penyakit yang perlu diwaspadai di Papua. Misalnya, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), malaria, HIV/AIDS, lepra, stunting, hingga Covid-19.
Berdasarkan laporan, di Puskesmas Arso Timur, Kabupaten Keroom, tercatat 913 kasus ISPA pada 2020. Disusul kemudian, 845 kasus malaria, 450 kasus myalgia, 293 kasus observasi febris atau yang bisa menjadi gejala awal penyakit demam berdarah dan tifus, 226 kasus gastritis, 66 kasus diare, serta 61 kasus hipertensi.
Menurutnya, perbaikan sanitasi dan lingkungan diperlukan dalam upaya penanganan penyakit menular dan tidak menular di Papua.
"Tadi saya sudah minta untuk ada perbaikan sanitasi lingkungan termasuk MCK (mandi cuci kakus). Saya juga setuju sekali di sini sudah ada MCK umum/komunal, 1 MCK untuk 5 KK. Saya kira itu sudah cukup bagus tapi yang terpenting saya ingatkan supaya ada tanggung jawab dibersihkan, jangan sampai kumuh, jangan sampai kotor,” ujar Muhadjir dalam keterangannya, Jumat (10/9).
Ia menganggap, masalah kebersihan lingkungan dan sanitasi dapat menjadi salah satu faktor pemicu berbagai penyakit. Oleh karena itu, keberadaan MCK yang memadai sangat dibutuhkan untuk mencegah berbagai penyakit.
Dalam kunjungan ke puskesmas Ywan Keroom, kata dia, pelayanan kesehatan yang beroperasi sejak 2020 itu masih memerlukan banyak dukungan sarana prasarana, hingga sumber daya manusia (SDM) kesehatan.
"Nanti alatnya akan saya mintakan ke Pak Menkes agar pelayanannya optimal untuk wilayah ini. Pak Bupati juga menyanggupi untuk penyediaan mobil jenazah dan ambulans (di Puskesmas Ywan Keroom). Dokter gigi juga saya minta Pak Bupati untuk segera rekrut," tutur Muhadjir.
Sebelumnya, Muhadjir meminta masyarakat Papua segera mengikuti vaksinasi untuk pengendalian kasus Covid-19 menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada 2-15 Oktober 2021.
Percepatan vaksinasi Covid-19 dapat memungkinkan masyarakat Papua menyaksikan pertandingan dan mendukung para atlet secara langsung di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Timika.
Sebab, kalau memang dinyatakan aman, kata dia, bisa saja nanti PON dibuka untuk penonton dengan syarat-syarat tertentu. "Saya mohon partisipasi seluruh warga Papua untuk mempercepat vaksinasi karena sekarang masih 51% untuk wilayah Papua. Kalau bisa sampai 80% saat PON," ujar Muhadjir dalam keterangannya, Rabu (8/9).