Menteri Luar Negeri Malaysia, Hishammuddin Hussein, mengatakan, anggota Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) perlu mengabaikan klaim Anwar Ibrahim karena hanya propaganda belaka.
Anwar, yang merupakan pemimpin oposisi Malaysia, sebelumnya mengklaim, mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen untuk menggulingkan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin dan membentuk pemerintahan baru.
Hishammuddin menuturkan, pengumuman tersebut merupakan taktik untuk membingungkan publik dan memicu keresahan saat Pemilu Sabah semakin dekat.
"UMNO seharusnya tidak menerima propaganda Anwar. Alasan dia mengadakan konferensi pers kemarin, begitu dekat dengan pemilihan Sabah untuk membingungkan dan membuat publik khawatir tentang stabilitas pemerintah," tutur dia, Kamis (24/9).
Hishammuddin mengatakan, UMNO harus mewaspadai taktik Anwar dan menyadari hal itu sebagai langkah yang berbahaya.
"Apa pun yang diumumkan Anwar kemarin, poin utamanya adalah partai harus fokus untuk memenangkan pemilihan Sabah," lanjut mantan Wakil Presiden UMNO itu.
Dalam konferensi pers pada Rabu (23/9), Anwar mengumumkan segera meminta audiensi dengan Yang di-Pertuan Agong Tengku Abdullah karena memiliki cukup dukungan dari anggota parlemen.
Pemimpin Partai Keadilan Rakyat Malaysia (PKR) itu mengatakan, mayoritas yang mendukungnya adalah anggota parlemen Melayu-Muslim. Dia juga menyebut, pemerintahan PM Muhyiddin telah jatuh.
Anwar menolak membeberkan jumlah atau nama anggota parlemen yang bersangkutan. Kilahnya, sudah sepantasnya dia bertemu Raja Abdullah dahulu. Namun demikian, dirinya hanya menyinggung anggota parlemen dari koalisi Barisan Nasional (BN), termasuk dari mereka yang mendukungnya.
Hishammuddin menyatakan, Anwar harus jujur dan mengungkapkan anggota parlemen yang diduga mengkhianati UMNO.
Dia menambahkan, pengumuman Anwar datang pada waktu yang tidak tepat mengingat pandemi coronavirus baru (Covid-19) masih menjadi ancaman di Malaysia.
"Anwar seharusnya malu. Saat kami memerangi pandemi Covid-19, dia mencoba mengubah pemerintahan. Dia tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat dan hanya memikirkan dirinya sendiri dan ingin menjadi perdana menteri," tutur Menlu Hishammuddin. "Cukup, orang-orang sudah muak dengan drama ini. Sudah 20 tahun kita mengalami krisis politik karena Anwar ingin jadi perdana menteri." (Malay Mail)