Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Tjahjo Kumolo, prihatin dengan banyaknya abdi negara menganut ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila bahkan terpapar radikalisme.
"Saya sangat sedih, Pak dan prihatin, ternyata masih banyak yang tidak pro Pancasila. Belakangan ini, kami telah menangani beberapa kasus," katanya saat berkunjung ke kantor Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Jakarta, pada Selasa (11/1).
Dalam kunjungan itu, Tjahjo pun meminta BPIP menjadi salah satu pelopor dalam pemberian materi pendidikan dan pelatihan bela negara untuk aparatur sipil negara (ASN).
Dirinya mendorong demikian dengan dalih ASN menjadi salah satu komponen cadangan (komcad) pertahanan negara harus memiliki ideologi yang kuat. Pun dengan wawasan kebangsaan yang luas.
"Semoga hubungan kita ke depan bersama Kementerian Pertahanan [tetap erat] juga ini [bela negara] dapat dilaksanakan dengan baik," ucap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Tjahjo melanjutkan, pelatihan bela negara bagi ASN akan berlangsung selama satu minggu. Pesertanya, pegawai negeri sipil (PNS) baru maupun pra-jabatan atau naik jabatan.
"Selama pelatihan akan diberikan asuransi dan uang saku," janjinya.
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi, menyambut baik program tersebut. Menurutnya, BPIP telah menyusun 15 bahan ajar tentang pembinaan ideologi Pancasila. "Termasuk untuk PNS."
Dia berpendapat, pendidikan dan pelatihan tersebut dilakukan level-level sesuai jabatan ASN. "Perlu juga MoU Kemenpan-RB, Kemenhan. dan BPIP," pungkasnya.