close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi ventilator. Alinea.id/MT Fadillah.
icon caption
Ilustrasi ventilator. Alinea.id/MT Fadillah.
Nasional
Rabu, 24 Juni 2020 19:09

Puji ventilator UI, Menristek sebut 70% komponen dari Indonesia

Ventilator buatan UI akan disumbangkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
swipe

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menyebut semua jenis ventilator telah tersedia untuk penanganan Covid-19, dari jenis ventilator yang sifatnya portable hingga ventilator intensif untuk pasien ICU.

Ia pun memuji Universitas Indonesia (UI) yang telah berhasil membuat lima ventilator mobile. Pembuatan ventilator mobile ini membutuhkan waktu tiga bulan.

Rencananya, ventilator buatan UI itu disumbangkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk disalurkan ke rumah sakit yang membutuhkan.

“Kami memberikan dukungan penuh, baik pendanaan selama masa pengembangan, termasuk kebutuhan mendistribusikan untuk yang membutuhkan. Kita masih menunggu ventilator jenis lain karena dari semua ventaliator yang sudah mendapatkan izin edar (dari Kementerian Kesehatan), belum ada ventilator yang untuk ICU (intensive care unit),” ujar Bambang dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (24/6).

Menristek menyebut 70% komponen ventilator itu berasal dari Indonesia. Di sisi lain, terdapat pula lima ventilator lain yang masih dalam tahap uji klinis.

“Tentunya, apa yang dilakukan Universitas Indonesia sangat membanggakan kami karena sebagai salah satu insan perguruan tinggi dan penelitian, dalam waktu realtif singkat mereka dapat membuat sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Karena kita di masa lalu tidak pernah membuat atau mengembangkan ventilator,” tutur Bambang.

Sementara itu Rektor UI Ari Kuncoro mengatakan, rencananya akan memproduksi 300 unit ventilator. UI, kata dia, juga siap menyumbangkan pemikirannya di berbagai bidang untuk penanganan Covid-19. 

“Covid-19 ini ternyata masalah multidimensi, tidak hanya kesehatan, tetapi mencakup ekonomi dan juga perilaku sosial,” ucapnya.

Bambang mengatakan, pemerintah juga telah memproduksi tes cepat (rapid test) sebanyak 100.000 unit. Target produksi rapid test mencapai dua juta unit.

Menurut Bambang, 100.000 unit rapid test itu telah disalurkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Produksi rapid test dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan impor.

Ia menegaskan, pihaknya juga tengah mempersiapkan produksi unit tes PCR yang bisa digunakan untuk tes swab secara masif. Selain itu, telah disiapkan pula laboratorium mobile biosafety level 2 (BSL-2) yang diluncurkan pekan lalu.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan