Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pandemi telah memberi pengaruh luar biasa terhadap sistem pendidikan dan cara belajar. Kita, lanjut Nadiem, harus mengakui adanya penurunan pada capaian pembelajaran para pelajar secara umum.
“Bahkan tidak sedikit dari anak-anak di Indonesia yang harus putus sekolah karena keluarganya terdampak pandemi. Peserta didik perempuan lebih rentan dengan ancaman putus sekolah. Hal ini merupakan satu tantangan terbesar yang harus segera di temukan solusinya. Kita semua harus bangkit dan mengejar ketertinggalan,” ujar Nadiem dalam dalam peluncuran program Ayo Kursus Kemendikbudristek tersebut yang disiarkan secara virtual, Rabu (22/9).
Ia melanjutkan, cara untuk bangkit dari tersebut adalah dengan bergotong royong mewujudkan Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas yang memprioritaskan kesehatan dan keselamatan warga sekolah.
Selain itu, sambungnya, harus memberikan kesempatan kepada anak-anak usia sekolah dan putus sekolah untuk kembali mendapat pendidikan salah satunya melalui program kursus dan pelatihan.
Program Ayo Kursus merupakan upaya untuk menumbuhkan kembali harapan anak-anak putus sekolah dan melanjutkan gerakan mewujudkan merdeka belajar. Program ini, jelasnya. sejalan dengan gagasan merdeka belajar yakni bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan cara apa saja.
Ayo kursus diintegrasikan dengan program pendidikan kecakapan kerja dan pendidikan kecakapan wirausaha yang merupakan program inisiatif Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbudristek. Hal ini dinilai menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi menjadi salah satu solusi terbaik yang dimiliki untuk memulihkan Indonesia.
“Sejalan dengan semangat gotong royong merdeka belajar, saya berharap Ibu dan Bapak Kepala Dinas Pendidikan serta Penggerak Komunitas Pendidikan dapat mendukung program Ayo Kursus," bebernya.
Menteri Nadiem kemudian mengajak jajarannya untuk menyosialisasikan program ini secara luas. "Agar anak-anak kita tahu bawa mereka masih punya harapan untuk bermimpi. Mari kita bergotong-royong memperkuat vokasi untuk mewujudkan Indonesia pulih dan Indonesia merdeka belajar,” tutupnya.