close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Joni, bocah pemanjat tiang bendera setinggi 20 meter diundang di pembukaan Asian Games, menempati kursi VIP./ Inasgoc
icon caption
Joni, bocah pemanjat tiang bendera setinggi 20 meter diundang di pembukaan Asian Games, menempati kursi VIP./ Inasgoc
Nasional
Rabu, 22 Agustus 2018 17:00

Menyambut kepulangan Joni, bocah pemanjat tiang bendera

Gubernur NTT Robert Simbolon menyambut kepulangan Yohanes Ande Gala alias Joni, bocah pemanjat tiang bendera di upacara 17-an tempo hari.
swipe

Pejabat Gubernur Nusa Tenggara Timur Robert Simbolon menyambut kepulangan Yohanes Ande Gala (14), bocah pemanjat tiang bendera dalam upacara pengibaran Merah Putih di Pantai Mota'ain, Kabupaten Belu.

Bocah yang akrab disapa Joni ini, bersama kedua orang tuanya tiba di Bandara El Tari Kupang sekitar pukul 13.00 WITA, menggunakan pesawat Batik Air. Kedatangan Joni langsung disambut Robert Simbolon bersama Kepala Biro Umum Setda N. Zakarias Moruk yang menunggu di bawah tangga pesawat.

Selanjutnya, dia disambut Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man, Kapolres Kupang Kota AKBP Anthon C. Nugroho bersama Wakilnya Kompol Jacky Umbu, serta para pejabat dari Forkopimda Kupang.

"Joni dikasih apa sama Bapak Presiden?" tanya Robert Simbolon ketika merangkul Joni dan keduanya berjalan menuju Gedung VIP Bandara El Tari Kupang.

"Saya dikasih sepeda dan rumah sama Bapak Presiden" jawab Joni sambil tersenyum.

 

Hari ini, saya kedatangan tamu, seorang pemberani. Namanya tentu Anda sudah tahu: Yohanes Ande Kala alias Joni. Aksinya memanjat tiang bendera setinggi 20-an meter, meraih ujung tali yang tersangkut di puncak dalam upacara Hari Kemerdekaan di Belu, NTT, pada hari Jumat 17 Agustus lalu, sungguh mendebarkan. Kok berani sekali? Bagaimana ceritanya? "Waktu itu saya sedang sakit perut dan disuruh istirahat. Tiba-tiba saya mendengar suara Wakil Bupati Belu bertanya: siapa yang bisa memanjat tiang bendera?" kisah Joni. Ia pun bergegas ke tiang bendera dan memanjat dengan cekatan. Di tengah tiang, Joni sempat berhenti. "Saya capek," katanya. Dan akhirnya, berkat kesigapan dan keberanian Joni, merah putih tetap berkibar di puncak tiang dalam upacara Hari Kemerdekaan di Belu. Terima kasih, Joni.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on

Robert Simbolon kemudian membawa Joni bersama-sama menumpangi mobil dinas gubernur menuju Rumah Jabatan Gubernur NTT untuk mengikuti sejumlah acara penyambutan.

Sebelumnya, nama Yohanes Ande Gala atau Joni mendasak viral di berbagai jejaring media sosial dan diperbincangkan publik, karena aksinya menyelamatkan Upacara HUT Ke-73 RI di Pantai Mota'ain, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.

Joni menunjukkan aksi heroiknya dengan memanjat tiang bendera setinggi 20 meter untuk mengambil tali pengikat Merah Putih yang terlepas saat hendak dikibarkan.

Aksi pelajar kelas VII SMP Negeri Silawan itu pun langsung mendapat banjir pujian dari publik, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Joni lalu diundang Menteri Imam Nahrawi dan diberangkatkan ke Jakarta ditemani kedua orang tuanya pada Minggu (19/8). Di Jakarta, Joni diajak untuk menyaksikan acara pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan menerima sejumlah penghargaan dan hadiah dari pemerintah. Di antaranya, hadiah sepeda, rumah, dab beasiswa PLN hingga level S1.

Joni sendiri merupakan bungsu dari sembilan bersaudara. Ia lahir di Desa Silawan, 10 Oktober 2004, dari pasangan Victorino Fahik Marschal dan Lorenca Gama. Kedua orangtuanya adalah warga eks Timor Timur yang memilih menetap dan hidup di Indonesia, usai eksodus pada Agustus 1999. Tepatnya, pascareferendum di bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.

Sumber: Antara

img
Purnama Ayu Rizky
Reporter
img
Purnama Ayu Rizky
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan