Gubernur NTT Robert Simbolon menyambut kepulangan Yohanes Ande Gala alias Joni, bocah pemanjat tiang bendera di upacara 17-an tempo hari.
Pejabat Gubernur Nusa Tenggara Timur Robert Simbolon menyambut kepulangan Yohanes Ande Gala (14), bocah pemanjat tiang bendera dalam upacara pengibaran Merah Putih di Pantai Mota'ain, Kabupaten Belu.
Bocah yang akrab disapa Joni ini, bersama kedua orang tuanya tiba di Bandara El Tari Kupang sekitar pukul 13.00 WITA, menggunakan pesawat Batik Air. Kedatangan Joni langsung disambut Robert Simbolon bersama Kepala Biro Umum Setda N. Zakarias Moruk yang menunggu di bawah tangga pesawat.
Selanjutnya, dia disambut Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man, Kapolres Kupang Kota AKBP Anthon C. Nugroho bersama Wakilnya Kompol Jacky Umbu, serta para pejabat dari Forkopimda Kupang.
"Joni dikasih apa sama Bapak Presiden?" tanya Robert Simbolon ketika merangkul Joni dan keduanya berjalan menuju Gedung VIP Bandara El Tari Kupang.
"Saya dikasih sepeda dan rumah sama Bapak Presiden" jawab Joni sambil tersenyum.
Robert Simbolon kemudian membawa Joni bersama-sama menumpangi mobil dinas gubernur menuju Rumah Jabatan Gubernur NTT untuk mengikuti sejumlah acara penyambutan.
Sebelumnya, nama Yohanes Ande Gala atau Joni mendasak viral di berbagai jejaring media sosial dan diperbincangkan publik, karena aksinya menyelamatkan Upacara HUT Ke-73 RI di Pantai Mota'ain, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Joni menunjukkan aksi heroiknya dengan memanjat tiang bendera setinggi 20 meter untuk mengambil tali pengikat Merah Putih yang terlepas saat hendak dikibarkan.
Aksi pelajar kelas VII SMP Negeri Silawan itu pun langsung mendapat banjir pujian dari publik, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Joni lalu diundang Menteri Imam Nahrawi dan diberangkatkan ke Jakarta ditemani kedua orang tuanya pada Minggu (19/8). Di Jakarta, Joni diajak untuk menyaksikan acara pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan menerima sejumlah penghargaan dan hadiah dari pemerintah. Di antaranya, hadiah sepeda, rumah, dab beasiswa PLN hingga level S1.
Joni sendiri merupakan bungsu dari sembilan bersaudara. Ia lahir di Desa Silawan, 10 Oktober 2004, dari pasangan Victorino Fahik Marschal dan Lorenca Gama. Kedua orangtuanya adalah warga eks Timor Timur yang memilih menetap dan hidup di Indonesia, usai eksodus pada Agustus 1999. Tepatnya, pascareferendum di bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.