Merespons perang dan krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina, MERMER-C Indonesia menyerukan agar segera menghentikan perang untuk menghindari korban berjatuhan yang lebih banyak lagi dan memberikan kesempatan untuk menolong para korban perang
Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad menyebutkan, RS Indonesia sumbangan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina, menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan bagi korban perang, khususnya di Jalur Gaza bagian Utara.
RS Indonesia yang berjarak sekitar 2,5 km dari perbatasan Israel menerima jumlah korban yang begitu luar biasa. Jika hal ini terus berlanjut stok obat-obatan akan menipis dan tenaga medis akan mengalami kelelahan.
"Sampai dengan Senin (9/11) siang, RS Indonesia yang berkapasitas 230 tempat tidur tidak dapat menampung korban jiwa akibat serangan Israel. Kamar mayat penuh dan jasad-jasad yang terus berdatangan harus diletakkan di bagian luar bangunan rumah sakit," kata dia dalam keterangan resminya yang dipantau Rabu (11/10).
Dia juga menyebutkan kalau relawan MER-C Indonesia yang masih berada di Jalur Gaza berjumlah tiga orang, yaitu: Reza Aldilla Kurniawan, Fikri Rofiul Haq dan Farid Zanzabil
Dia memastikan tiga relawan tersebut akan tetap tinggal di Jalur Gaza untuk bisa memberikan pertolongan-pertolongan darurat dalam kondisi yang sangat krusial seperti sekarang ini. Hal ini dikarenakan mereka bukan hanya relawan MER-C namun merupakan perwakilan rakyat Indonesia di Palestina untuk membantu apa yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina.
"Apabila kondisi semakin genting, kami telah mempersiapkan contingency planning untuk dilakukan oleh relawan MER-C di Jalur Gaza," ucap dia.
Malah, MER-C Indonesia memandang perlu untuk segera mengirimkan tim dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza untuk memberikan bantuan kepada para korban perang sebagai emergency response. Tim sedikitnya akan berjumlah lima orang yang akan terdiri dari dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi, dokter spesialis anestesi, relawan medis dan insinyur.
"Tim akan dipimpin oleh Ir. Faried Thalib, relawan yang sudah berpengalaman di Jalur Gaza sejak 2009 dan merupakan Pimpinan Pembangunan RS Indonesia. Target utama tim adalah menyalurkan amanah masyarakat Indonesia dalam bentuk bantuan medis dan kemanusiaan yang diperlukan para korban. Selain itu, tim akan menindaklanjuti rencana Pembangunan Tahap 3 RS Indonesia, yaitu pembangunan poli spesialis," papar dia.
Untuk itu, MERC meminta kepada Kementerian Luar Negeri RI dan Pemerintah RI untuk dapat membantu dan memfasilitasi tim ini untuk bisa sesegara mungkin berangkat ke Jalur Gaza sebagai bentuk Diplomasi Kemanusiaan.