Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan Gunung Merapi pada Sabtu (12/1) dini hari dua kali meluncurkan guguran lava pijar.
BPPTKG menyebut guguran lava pijar pertama terjadi pada pukul 01.45 WIB dengan jarak luncur hingga 1,7 kilometer ke arah hulu Kali Gendol.
"Terpantau guguran lava di Gunung Merapi tanggal 12 Januari pukul 01.45 WIB dengan jarak luncur 1.7 km, durasi 122 detik, arah ke hulu Kali Gendol," demikian informasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun twitter resminya.
Selanjutnya, guguran lava pijar kedua terjadi pada pukul pukul 02.31 WIB dengan jarak luncur 900 meter dengan durasi 52.60 detik ke arah ke hulu Kali Gendol.
Berdasarkan laporan periode pengamatan BPPTKG pada 12 Januari 2018, mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB secara visual tampak asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 20 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi.
Selain itu, teramati guguran lava pijar sebanyak 9 kali, di mana di arah tenggara 7 kali dan timur laut 2 kali dengan jarak luncur antara 50 meter hingga 1700 meter.
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi tercatat 11 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-65 mm, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-5,5 mm, tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3 mm.
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang dirilis BPPTKG per 11 Januari 2019 menyebutkan bahwa volume kubah lava mencapai 439.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan mencapai 3.400 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah dengan rata-rata masih kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
Berdasarkan data aktivitas vulkanik tersebut, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada.
Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan BPPTKG, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi diimbau untuk tetap dikosongkan dari aktivitas penduduk dan masyarakat yang tinggal di KRB lll diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas gunung tersebut. (ant)