close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ruang pemantauan gempa di BMKG/ Syamsul Anwar Kh
icon caption
Ruang pemantauan gempa di BMKG/ Syamsul Anwar Kh
Nasional
Kamis, 01 Februari 2018 17:05

Mereka yang bekerja memantau gempa

"Alur analisis informasi dari peristiwa gempa hingga potensi dan pemodelan tsunami terdeteksi kurang dari lima menit”
swipe

Dua layar besar berlatar peta Indonesia terpampang di sisi timur ruang bercat putih berukuran sekira 10X15 meter. Sesekali, tujuh petugas yang tengah duduk di depan komputer masing-masing, menengok di layar utama tersebut untuk mengecek adanya gempa terkini yang mengguncang Indonesia.

Maklum, dari ruang yang terletak di lantai 2 gedung C Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini, informasi gempa terkini bisa menyebar hingga ke berbagai lembaga dan masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air. Termasuk potensi tsunami yang dipicu oleh gempa tektonik.

“Sekitar sembilan televisi yang mengitari ruangan itu sengaja menampilkan siaran terkini berbagai stasiun televisi, kalau ada gempa pada disiarin atau enggak,” terang Kabid Informasi gempa dan Peringatan Dini Tsunami BKMG, Daryono saat berbincang dengan Alinea, Senin (29/1)

Daryono lalu memaparkan proses informasi sebuah gempa sebelum akhirnya disebar ataupun berujung peringatan dini tsunami. Dimulai dari kejadian gempa yang terekam di layar utama, data gempa lalu dianalisa secara cepat di lima komputer yang dilengkapi dengan decision support system. Jika gempa yang terjadi memicu adanya tsunami, maka analisis data dilanjutkan ke empat komputer yang berada di samping decision support system sekaligus melakukan pemodelan tinggi gelombang tsunami tersebut.

“Alur analisis informasi dari peristiwa gempa hingga potensi dan pemodelan tsunami kurang dari lima menit,” sambungnya.

 

 

Decision support system yang dimiliki BMKG juga tergolong anyar lantaran baru dipakai sejak 2008 silam. Daryono menyebut, dari 20 peringatan tsunami yang pernah dikeluarkan, hanya enam kasus yang meleset. Dia lalu mencontohkan, gempa Tasikmalaya yang diikuti oleh peringatan tsunami pada Sabtu 16 Desember 2017 silam. Kala itu, BMKG akhirnya mencabut peringatan dini setelah dua jam dikeluarkan.

“Kami mengambilnya worst case atau kemungkinan terburuk. Dan enam yang tidak terjadi itu bukan berarti gagal, kami disebut gagal apabila tidak mengeluarkan,” papar Daryono.

Daryono menyebut, berada diantara pertemuan lempeng benua membuat gempa menjadi momok bagi Indonesia. Tak jarang, bencana tersebut menyebabkan kerugian materiil dan jiwa. Karena itu, dia menganggap pekerjaan memantau gempa sebagai kerja yang mulia karena berkaitan dengan nyawa warga.

img
Syamsul Anwar Kh
Reporter
img
Syamsul Anwar Kh
Editor

Tag Terkait

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan