Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany meminta kaum milenial turut berkontribusi mengawal rencana pemindahan ibu kota. Menurut Tsamara, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemindahan ibu kota.
Pertama, proses penganggaran. Kedua, penyusuan road map pembangunan ibu kota baru. Terakhir, milenial juga harus memastikan infrastruktur yang ada memadai.
"Nah, jadi penganggaran harus benar-benar transparan. Kita sebagai anak muda juga harus memantau," kata Tsamara dalam diskusi publik bertajuk 'Pemindahan Ibu Kota di Mata Milenial' di Rumah Pemenangan Jokowi-Maruf, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
Selain terlibat aktif mengawasi proses penganggaran, ia mengatakan, milenial juga hendaknya dapat dilibatkan dalam penyusunan road map pembangunan ibu kota, termasuk ikut aktif dalam mengumpulkan informasi ihwal terkait calon ibu kota baru.
Milenial, lanjut dia, juga harus memastikan kualitas dan kuantas infrastruktur yang mumpuni. "Misal dalam bentuk transportasi massal, perumahaan dan lain sebagainya harus disiapkan dari sekarang. Nah, ini pentingnya road map yang harus dibangun di priode kedua Jokowi ini," kata Tsamara.
Lebih jauh, Tsamara pun berharap pemerintahan Jokowi bisa transparan kepada publik dalam rencana pembangunan ibu kota. Dengan begitu, wacana pemindahan ibu kota tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.
Juru bicara milenial TKN Jokowi-Maruf, Lathifa al Anshori berharap ibu kota baru nantinya bakal ramah bagi anak muda. "Bukan hanya untuk menjadi pusat pemerintahan, ya. Tapi, juga nyaman untuk liburan khususnya buat anak-anak muda. Yang instagramable contohnya," ujar dia.
Pemerintah Indonesia, kata Lathifa, bisa mencontoh langkah Amerika Serikat (AS) saat memindahkan ibu kota dari New York ke Washington DC. Menurutnya, tata kota Washington patut dijadikan referensi oleh pemerintah. "Jadi bukan hanya pemerintahan. Misal ada pohon sakuranya, jadi setiap April bisa dinikmati masyarakat," kata Lathifa.