Pembangunan Moda Raya Terpadu (Mass Rapid Transit/MRT) Jakarta fase II dikebut sejak tahap pertama rampung. Seluruh koridor MRT Jakarta fase II dibangun di bawah tanah sepanjang 8,3 kilometer dengan biaya Rp22,5 triliun.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar mengatakan lintasan MRT fase II akan membentang dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Stasiun Kota. Pembangunan koridor MRT fase II akan melewati tujuh stasiun dan satu depo yang tererintegrasi dengan Stasiun Kota.
"Fase II akan terintegrasi dengan Stasiun Kota dengan panjang 8,3 kilometer. Untuk waktu tempuh atau time travel-nya 20 menit," kata William saat peresmian dan penandatanganan pakta integritas MRT Jakarta fase II di Jakarta, Rabu (19/6).
Stasiun depo yang difungsikan sebagai tambahan lokasi untuk pemberangkatan penumpang, kata William, tengah ditelaah dan dipersiapkan izin lokasinya. Begitu pula dengan pembangunan stasiun MRT di kawasan Monas dan Harmoni.
Sejauh ini, layanan transportasi umum MRT fase I telah melebihi target penumpang 65.000 orang. William juga menyebutkan, data jumlah penumpang MRT berkisar 80.000-90.000 orang per hari. Infrastruktur fasilitas MRT pun dia nilai berfungsi dengan baik.
"Jadi memang benar-benar melayani pergerakan warga dari rumah ke kantor, dari Sudirman ke Thamrin," katanya.
Dibandingkan koridor fase I yang sebagian lintasannya dibangun di atas dan bawah tanah, dalam fase II seluruh lintasan akan dibangun di bawah tanah.
Direktur konstruksi pembangunan MRT fase II Silvia Halim mengatakan, pihaknya tengah menjajaki kesepakatan dengan lima kontraktor utama yang berasal dari Jepang. Namun, dia belum mau merinci nama-nama kontraktor tersebut.
"Sebagian kontraktor di fase II sudah terlibat dalam pembangunan MRT fase I," ucap Silvia.
Adapun William mengatakan proses lelang dan tawar-menawar dengan kontraktor itu diperkirakan selesai pada November mendatang. Anggaran dana pembangunan koridor MRT fase II ini disebutkan mencapai Rp22,5 triliun.
Demi memantau pelaksanaan proyek ini, Wawan Wardhiana selaku Direktur Litbang Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengingatkan pentingnya fungsi pencegahan penyelewengan dana. Dalam peresmian itu, Wawan mengungkapkan, pihaknya membuka diri untuk bekerja sama mengantisipasi bila ada intervensi pihak lain yang dapat mengganggu kepentingan pengerjaan proyek.
"Ini bukan proyek yang bernilai kecil, tapi melibatkan banyak kepentingan. Lebih baik kita cegah korupsi sedini mungkin. Tugas KPK bukan hanya nangkepin orang, tapi yang paling penting adalah monitoring," ujar Wawan.
Dia mengharapkan agar implementasi dari kesepakatan dalam penandatangan pakta integritas itu harus berjalan dengan baik. Hal ini bertujuan agar pembangunan infrastruktur dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pembangunan MRT Ratangga ini langsung dikebut setelah tahap pertama resmi beroperasi pada Maret 2019. Setelah itu, pembangunan MRT Jakarta fase III (Balaraja di Banten hingga Cikarang di Jawa Barat) dan Fase IV (Jakarta hingga Tangerang Selatan) juga rencananya akan dipercepat.
Secara keseluruhan, MRT Jakarta akan memiliki panjang 55 kilometer. Jalur utara-selatan membentang 24 kilometer dan barat-timur 32 kilometer. Targetnya, DKI Jakarta akan terhubung dengan jaringan MRT sepanjang 200 kilometer dalam 10 tahun.